Usai CATL, Bahlil Sebut Proyek Baterai EV Huayou Groundbreaking September 2025
kumparanBISNIS July 02, 2025 08:40 PM
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebutkan proyek ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) kongsi Zhejiang Huayou Cobalt dengan BUMN Indonesia, alias Proyek Titan, akan segera groundbreaking paling lambat September 2025.
Hal ini menyusul megaproyek ekosistem baterai EV lain, yaitu Proyek Dragon kerja sama Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) dengan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan Indonesia Battery Corporation (IBC), sudah resmi groundbreaking, Minggu (29/6) lalu.
Investasi proyek Dragon ditaksir mencapai USD 5,9 miliar atau setara Rp 96 triliun. Ekosistem baterai EV terintegrasi tersebut akan dikembangkan di Halmahera Timur, Maluku Utara, dan Karawang, Jawa Barat, dengan total kapasitas produksi baterai 15 gigawatt per hour (GWh).
"(Proyek Titan) belum, nanti mungkin September-Oktober ya," ungkap Bahlil saat ditemui di kompleks parlemen, Rabu (2/7).
Huayou remi menggantikan posisi LG Energy Solution (LGES) yang memutuskan hengkang dari proyek Titan. Megaproyek yang juga berkongsi dengan IBC dan Antam tersebut membutuhkan investasi USD 9,8 miliar atau setara Rp 129 triliun, namun LG sudah merealisasikan investasi USD 1,1 miliar.
Ditemui terpisah, Direktur Utama IBC Toto Nugroho mengatakan proses pembahasan proyek Titan antara pihak Huayou dengan IBC dan Antam masih dalam tahap awal, sehingga dirinya belum bisa menjelaskan dengan rinci desain kerja samanya.
Direktur Utama PT Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho saat ditemui di Kawasan Artha Industrial Hills (AIH) Karawang, Minggu (29/6/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho saat ditemui di Kawasan Artha Industrial Hills (AIH) Karawang, Minggu (29/6/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
"Kalau kita boleh tunggu 1-2 bulan lagi, nanti yang dari Antam dan IBC akan menjelaskan kurang lebih seperti apa yang dengan Huayou-nya," kata Toto saat ditemui di Kawasan Artha Industrial Hills (AIH), Karawang, Minggu (29/6).
Toto menyebutkan, kapasitas produksi baterai proyek Titan diperkirakan hampir sama dengan proyek Dragon, yakni 10-15 GWh. Dengan demikian, seluruh ekosistem baterai EV di Indonesia ditaksir dapat mempoduksi hingga 30 GWh.
"Indonesia harusnya dalam 3-4 tahun itu hampir mendekati 30 GWh. Sekarang kalau di belahan Bumi Selatan, Indonesia itu pabrik baterai terbesar di dunia. Kalau dilihat Amerika Selatan, India, Timur Tengah, itu semua kalah kapasitasnya sama apa yang ada di Indonesia," tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani memastikan Huayou bakal mengisi sebagian besar investasi di proyek ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) setelah LG menarik modalnya.
"(Pastinya) USD 8,6 miliar dollar," ucap Rosan kepada wartawan usai acara AI Day for Mining Industry, Kamis (24/4).
Adapun total investasi Proyek Titan sebesar USD 9,8 miliar dipastikan tidak berubah. Namun, karena LG sudah groundbreaking proyek Joint Venture (JV) nomor 4 dengan total investasi sekitar USD 1,1-1,2 miliar, maka sisa investasi sebesar USD 8,6 miliar akan dilanjutkan Huayou.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.