Dewan Buka Suara Soal Insiden Ambulans Terjebak Kemacetan di CFD Jombang hingga Pasien Meninggal
Dwi Prastika July 02, 2025 10:30 PM

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Anggit Puji Widodo

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Insiden keterlambatan ambulans menuju RSUD Jombang memunculkan desakan terhadap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang untuk mengevaluasi lokasi pelaksanaan Car Free Day (CFD) yang digelar setiap akhir pekan. 

Kejadian ini menyita perhatian publik, setelah seorang warga Sumobito, Jombang, bercerita jika suaminya meninggal dunia usai ambulans yang ditumpangi terjebak kemacetan akibat CFD.

Peristiwa bermula pada Minggu (29/6/2025), ketika seorang perempuan berinisial Z membawa suaminya yang dalam kondisi kritis dari RS Kristen Mojowarno Jombang menuju RSUD Jombang. 

Namun, sesampainya di sekitar kawasan CFD Jalan Wahid Hasyim, ambulans terpaksa mencari jalur alternatif melalui simpang Kebon Rojo karena kepadatan arus lalu lintas.

Sayangnya, upaya itu tidak membuahkan hasil cepat.

Setibanya di RSUD Jombang pukul 13.30 WIB, sang suami dinyatakan telah meninggal dunia.

Peristiwa ini memantik reaksi dari berbagai pihak.

Sekretaris Daerah Kabupaten Jombang, Agus Purnomo, menegaskan, pemkab akan segera mengevaluasi kegiatan CFD dan berkoordinasi dengan sejumlah instansi terkait, termasuk Dinas Perhubungan, Satpol PP, Dinas Perdagangan, serta pihak kepolisian.

“Kami memahami bahwa kawasan sekitar RSUD adalah jalur vital. Maka, koordinasi lintas sektor akan segera dilakukan untuk merumuskan solusi yang tidak mengorbankan aspek darurat,” ucap Agus pada Selasa (1/7/2025).

Peristiwa tersebut juga menarik perhatian anggota DPRD Jombang yang ikut memberikan komentar. 

Anggota DPRD Jombang dari Fraksi PPP, Muhammad Isomuddin Haidar mengatakan, peristiwa tersebut bisa menjadi pelajaran untuk ke depannya. 

"Pertama tentu kita semua menyayangkan insiden tersebut ya, semoga tidak terulang kembali. Kita semua tahu bahwa ambulans adalah kendaraan prioritas yang wajib didahulukan dalam situasi darurat apapun," ujarnya saat dikonfirmasi pada Rabu (2/7/2025).

"Ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua, bahwa kegiatan publik yang positif sekalipun harus tetap memastikan akses darurat tidak terganggu," katanya melanjutkan. 

Pihaknya di DPRD tentu juga akan mendorong pemerintah agar segera melakukan evaluasi total. 

"Tetapkan emergency lane permanen di area Car Free Day, yang selalu steril dari aktivitas warga dan pedagang, sehingga ambulans atau kendaraan prioritas bisa melintas kapan saja," ungkapnya.

Pria yang tergabung dalam Komis B DPRD Jombang ini juga meminta pemerintah daerah bisa mencontoh CFD di kota lain yang memiliki emergency lane. 

"Kalau kita lihat kegiatan CFD di beberapa kota, mereka punya emergency lane, nah mungkin kita harus belajar," bebernya.

Hal senada juga diutarakan Kartiyono, anggota DPRD Kabupaten Jombang Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia mengatakan, peristiwa tersebut bisa menjadi evaluasi bertahap untuk pemerintah daerah. 

"Saya sudah mendengar informasi tersebut dan ikut prihatin. Tentu ini akan menjadi evaluasi bagi pemerintah daerah dan kita semua. Pastinya dalam peristiwa tersebut, kita tidak bisa menyalahkan masyarakat. Karena dari CFD, ekonomi masyarakat meningkat karena banyak lapak dagangan di sana," jelas Kartiyono.

Meskipun begitu, Kartiyono menekankan jika area masuk RSUD Jombang merupakan akses utama bagi masyarakat yang ingin ke rumah sakit dari sisi manapun. 

"Kami juga sudah jauh-jauh hari mengingatkan hal itu, di mana kegiatan CFD bisa tetap berjalan, dan di satu sisi, area di dekat rumah sakit tidak terhambat," imbuhnya. 

"Karena itu, sudah seharusnya memang ada evaluasi. Saya juga tidak setuju ketika ada yang bersuara CFD harus dibubarkan, karena CFD bisa menjadi daya tarik ekonomi untuk masyarakat. Dengan kejadian ini, bisa menjadi perhatian bagi pemerintah dan kita semua," pungkasnya. 

Tangisan Wanita Jombang Cerita Suami Meninggal Usai Ambulans Terjebak Kemacetan CFD

Seorang warga Kecamatan Sumobito, Jombang, menyuarakan keprihatinannya atas pelaksanaan Car Free Day (CFD) di sekitar Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang.

Ia menilai, kegiatan mingguan tersebut menjadi hambatan serius bagi kendaraan darurat yang hendak melintasi area tersebut.

Warga yang enggan disebutkan namanya secara lengkap dan dikenal dengan inisial Z ini mengaku mengalami kejadian yang menyedihkan pada Minggu (29/6/2025) pagi, saat membawa suaminya yang dalam kondisi kritis dari RS Kristen Mojowarno Jombang menuju RSUD Jombang.

Menurut Z, ambulans yang mengangkut suaminya terjebak kemacetan di kawasan CFD sekitar pukul 08.00 WIB.

Meski sirine telah dinyalakan, pengguna jalan disebut tidak memberikan ruang bagi ambulans untuk melintas.

“Saya bahkan mencoba mencari aparat untuk membantu mengurai kemacetan, tapi tidak ada satupun yang saya temui saat itu. Maaf jika saya salah lihat, karena saya juga sedang panik dan fokus ke kondisi suami,” ungkapnya saat diwawancarai pada Selasa (1/7/2025).

Z juga mengungkapkan, akibat kemacetan tersebut, ambulans terpaksa mengambil jalur lain melalui simpang Kebon Rojo.

Namun, kepadatan kendaraan tetap tak terhindarkan.

Sesampainya di RSUD Jombang sekitar pukul 13.30 WIB, sang suami dinyatakan meninggal dunia.

“Dokter menyampaikan suami saya mengalami pendarahan di batang otak akibat tekanan darah tinggi. Dari rumah dia sudah tidak sadarkan diri. Saya hanya ingin, kalau bisa, disediakan jalur khusus ke rumah sakit yang tidak terhalang CFD,” tuturnya sambil menahan tangis.

Z pun meminta Pemkab Jombang agar meninjau ulang penempatan area CFD, terutama jika berdekatan dengan rumah sakit.

Ia berharap kejadian serupa tidak kembali terulang dan masyarakat bisa mendapatkan pelayanan darurat tanpa kendala akses. 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.