Zainal Guru PAUD Cekik Kurir karena Kesal Pesanan Ponsel Palsu, Istri Masih Bebas usai Rampas Uang
Mujib Anwar July 03, 2025 10:30 PM

TRIBUNJATIM.COM - Seorang guru PAUD cekik kurir JNT hingga videonya viral di media sosial.

Kurir di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur itu bernama Irwan Siskiyanto.

Dalam video yang viral, Irwan dianiaya karena suami dan istri penerima paket kesal mendapatkan ponsel palsu.

Irwan yang tak tahu apa-apa dianiaya hingga uangnya dirampas.

Setelah diselidiki polisi, sosok suami di video yang aniaya Irwan bernama Zainal Arifin, guru PAUD di Kabupaten Sampang, Madura.

Tak tanggung-tanggung, statusnya merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Sampang, Arif Lukman Hidayat mengatakan bahwa, pihaknya juga mengetahui atas penganiayaan yang diduga dilakukan salah satu PNS guru di wilayah kerjanya di wilayah Pamekasan. 

Namun, pihaknya hari ini ingin memastikan kebenaran tersebut kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang mengingat, sebelumnya hanya informasi belaka.

"Kalau berdasarkan informasi, yang bersangkutan (Zainal Arifin) mengajar sebagai guru Paud di salah satu lembaga, Kecamatan Omben, Sampang," ujarnya, Kamis (3/7/2025).

Kemudian, pihaknya juga berencana berkoordinasi dengan Polres Pamekasan agar menyediakan surat penahanan untuk proses kepegawaian terhadap Zainal Arifin dapat dilakukan.

"Surat penahanan itu kami buat sebagai dasar untuk pemberhentian sementara dari jabatan negerinya dengan status gaji 50 persen," terangnya.

Terkait sanksi, kata pria yang akrab dipanggil Yoyok itu harus menunggu keputusan pengadilan.

Kemudian melalui evaluasi yang dilakukan Tim khusus, termasuk dari Inspektorat Sampang.

 "Tunggu nanti, misalkan masuk ke pelanggaran berat dan Pengadilan memutus 2 tahun ke atas, otomatis dipecat selamanya," tegasnya.

Di sisi lain, Polres Pamekasan, Madura mengembangkan kasus penganiayaan yang dialami Irwan, warga Dusun Bringah, Desa Dasok, Kecamatan Pademawu.

Pengembangan kasus ini dilanjutkan setelah Polres Pamekasan resmi menetapkan Zainal sebagai tersangka.

Kapolres Pamekasan, AKBP Hendra Eko Triyulianto mengatakan akan memeriksa istri pelaku yang terekam video berada di lokasi saat terjadi penganiayaan atau kekerasan terhadap kurir tersebut.

Kata dia, saat ini, penyidik Satreskrim Polres Pamekasan masih mendalami keterangan saksi lain apakah ada keterlibatan istri tersangka dalam kasus penganiayaan kurir JNT tersebut.

"Kami akan tanyakan lebih lanjut ke korban," kata AKBP Hendra Eko Triyulianto, Kamis (3/7/2025).

Sementara itu dalam video yang direkam korban saat dipiting oleh tersangka, istri pelaku tampak membiarkan saat suaminya memiting leher korban dengan kedua tangannya.

Saat leher korban dipiting, mulut korban tampak mengeluarkan darah sembari mengerang kesakitan.

Bahkan terdengar suara istri pelaku sembari memaki korban saat dipiting oleh suaminya.

"Kembalikan uang itu, kok enggak ngerti kamu" celetuk istri tersangka dalam video penganiayaan yang direkam pinsel korban.

Padahal korban sudah menjelaskan secara rinci, bahwa dia hanya bertugas sebagai kurir JNT yang hanya mengantarkan paket pesanan.

Dalam potongan rekaman yang lain, istri tersangka tampak memamerkan uang sekitar Rp.1.589.235 yang sebelumnya telah dibayarkan kepada korban untuk membayar paket ponsel dengan sistem Cash on Delivery (COD).

Istri pelaku juga terdengar mengatakan bahwa dia tidak mengambil uang milik kurir tersebut, hanya saja dia mengambil uang miliknya yang sebelumnya telah dibayarkan.

"Saya tidak mengambil semua, hanya mengambil uang hak saya. Ini Hpnya palsu yang diberikan ke saya," celoteh istri tersangka yang mengenakan kaus merah lengan panjang.

Kisah Kurir Lainnya

Inilah cerita Aqil, kurir yang dibayar Rp 2000 per paket.

Aqil sehari-hari beroperasi di wilayah Kramat Jati, Jakarta Timur.

Baru-baru ini ia bercerita soal suka dukanya menjadi kurir paket.

Rupanya ia pernah mengganti rugi paket yang hilang dengan nominal besar.

Aqil bercerita, dirinya hanya menerima upah sebesar Rp 2.000 untuk setiap paket yang dia antarkan ke pembeli.

Namun, jika ada paket yang hilang, Aqil harus mengganti rugi dengan nilai yang jauh lebih besar dari penghasilan hariannya.

“Pernah saya harus mengganti Rp 150.000 untuk barang kecil yang hilang. Tapi teman saya ada yang sampai harus ganti Rp 2 juta karena kehilangan handphone,” ujar Aqil saat dikonfirmasi, Kamis (22/5/2025), melansir dari Kompas.com.

Dengan penghasilan pas-pasan, Aqil pun sebenarnya ogah kehilangan paket pelanggan.

Namun, terkadang, insiden paket hilang tak bisa dihindari, apalagi paket yang dia bawa bukan cuma satu dua.

“Kadang bisa hilang di jalan, soalnya bawaan banyak di motor," ujarnya.

Aqil mengatakan, statusnya sebagai mitra perusahan ekspedisi menyebabkan pemasukannya tiap bulan tak menentu.

Dengan kondisi demikian, ia mengaku selalu berusaha bertanggung jawab jika ada barang yang hilang dalam pengantaran.

"Saya ini statusnya mitra, jadi sistemnya dihitung per paket, enggak ada gaji pokok, satu paket cuma Rp 2.000,” jelasnya.

Aqil sudah dua tahun bekerja sebagai kurir di wilayah Kramat Jati. Sebelumnya, ia sempat menjadi pengemudi ojek online, namun memutuskan beralih profesi karena pertimbangan keluarga.

“Sebelumnya saya ojol. Tapi jaraknya jauh dari rumah, sementara saya punya anak kecil. Nunggu orderan juga lama. Kalau jadi kurir, jaraknya enggak terlalu jauh dan kerjanya juga lebih rutin,” kata Aqil.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.