Arafah Tempat Pembebasan
GH News July 04, 2025 01:03 AM

TIMESINDONESIA, MALANG – Wukuf di padang Arafah bagi jamaah haji yang hanya diberi kesempatan waktu sejak tergelincir matahari tanggal 9 Zulhijjah hingga terbit fajar hari tanggal 10 Zulhijjah itu mempunyai arti yang sangat penting bagi jamaah haji. Pada hari Arafah jamaah haji dari berbagai penjuru dunia berkumpul di satu tempat untuk melak-sanakan rukun haji yang menentukan sah atau tidaknya ibadah haji, sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW:

الْحَجُّ عَرَفَةُ

Haji adalah wukuf di Arofah

Filosofi berpakaian baju ihram untuk para pelaksana jamaah Haji ataupun Umrah, yang hanya menyisakan dua helai baju putih, yakni tiadalah seseorang ketika dia mati tidak akan ada yang bisa dibawa, kecuali sehelai kafan itu dengan amal perbuatannya selama di dunia, dengan melepaskan pangkat, jabatan, dan kebanggaan keduniawian lainnya, dengan menunjukkan sikap rendah diri kepada Allah SWT. pengakuan dosa, permohonan ampunan dari segala yang telah diperbuat kepada Allah SWT, baik itu secara dhahir maupun bathin. Setiap jamaah haji menyadari dengan sebenar-benarnya betapa Allah itu sangat dekat kepada hamba-hamba-Nya, dan beribadah kepada Allah dengan penuh keikhlasan tanpa mengharapakan untuk dapat pujian sekembalinya atau karena untuk mendapatkan status haji sepulangnya, sungguh hal perbuatan semacam ini tidaklah dibenarkan dalam syariat agama Islam.

Proses wukuf di Arofah menjadi tempat dan waktu yang paling mulia diantara hari-hari lainnya dalam setahun, dan di tempat ini kemudian Allah membanggakan ummatnya didepan para Malaikat dan mengampuni dosa-dosanya. Sebagaimana di kutip dari hadits Nabi riwayat Ibnu Al-Mubarak, dari Sufyan Al-Tsauri, dari Zubair Ibn 'Ali, dari Anas Ibnu Malik menyebutkan:

وَقَفَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعَرَفَةَ وَقَدْ كَادَتِ الشَّمْسُ إِنْ تَغُوْبَ فَقَالَ يَا بِلالُ أُنْصِتْ لِيَ النَّاسَ فَقَامَ بِلَالُ فَقَالَ أَنْصِتُوْا لِرَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَنْصَتَ النَّاسُ فَقَالَ: مَعْشَرَ النَّاسِ آتَانِيْ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ فَأَقْرَأْنِي مِنْ رَبِّي السَّلَامَ وَقَالَ إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ غَفَرَ لِأَهْلِ عَرَفَاتِ وَأَهْلٍ مَشْعَرِ الْحَرَامَ وَضَمَنَ عَنْهُمُ التَّبَعَاتِ فَقَامَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَبِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فَقَالَ يَارَسُوْلُ اللَّهِ هَذَا لَنَا خَاصَّةً؟

 قَالَ هَذَا لَكُمْ وَلَكُمْ وَلِمَنْ أَتَى مِنْ بَعْدِكُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ فَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ كَثرَ خَيْرُ اللَّهِ وَطَابَ

Artinya: "Nabi SAW. wukuf di Arafah, di saat matahari hampir ter-benam beliau berkata: Wahai Bilal suruhlah umat manusia menden-garkan saya. Maka Bilal pun berdiri seraya mengatakan: Dengarlah Rasulullah SAW, maka umat manusiapun mendengarkan. Maka Nabi mengatakan: Wahai umat manusia, baru saja Jibril As datang kepadaku, maka dia membacakan salam dari Tuhanku, dan dia men-gatakan: Sungguh Allah 'Azza wa Jalla mengampuni dosa-dosa orang-orang yang berwukuf di Arafah, dan orang-orang yang bermalam di Masy'aril Haram (Muzdalifah), dan menjamin membebas-kan mereka dari tuntutan balasan atas dosa-dosa mereka. Maka Umar Ibn 'al-Khattabpun berdiri dan bertanya: Ya Rasulullah, apakah ini khusus untuk kita saja? Rasulullah pun menjawab: Ini untukmu dan untuk orang-orang yang datang sesudahmu hingga hari qiyamat kelak. Umar Ra. pun kemudian berkata: Kebaikan Allah sungguh banyak, dan Dia Maha Pemurah ".

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Ketika Allah SWT memerintkah Nabi Ibrahim as. untuk menyeru kepada manusia untuk mengerjakan haji, maka beliau bergegas berseru: "Wahai manusia, sesungguhnya Allah telah membangun rumah (Ka'bah) maka berhajilah ke sana". Semua manusia telah menjawab seruan itu bahkan calon embrio yang masih berada dalam sperma lelaki dan sel telur perempuan.

Pada hari-hari semacam ini (permulaan Dzulhijjah) jamaah haji saling bertemu di rumah Allah dengan mengumandangkan Talbiyah untuk memenuhi seruan Nabi Ibrahim a.s. seraya mengharapkan ridho dari Allah SWT. dan membentangkan diri untuk mendapatkan curahan rahmat yang Allah turunkan di hari-hari seperti ini yang pada puncaknya adalah pada hari Arafah.

Hari Arafah merupakan hari pembebasan dari Neraka bagi mereka yang menjaga pendengarannya dari hal yang buruk, bagi mereka yang turut berpuasa di hari tersebut dengan mengharapkan keridhoan dari Tuhannya. Hal ini tak lain karena Allah SWT. telah menjamin pengampunan dosa bagi mereka yang berpuasa di hari Arafah.

Rasulullah SAW bersabda :

من صام يوم عرفة غفر له سنة أمامه وسنة خلفه، ومن صام عاشوراء غفر له سنة. رواه الطبراني في الأوسط

Artinya: "Barang siapa yang berpuasa di hari Arafah, maka dia diampuni (dari dosanya) setahun setelah dan sebelumnya. (Sedangkan) barang siapa yang berpuasa pada hari Asyura', maka ia diampuni (dari dosa) setahun". (HR. Thabrani dalam Al-Ausath)

Hari Arafah adalah puncak dari harapan para jama'ah haji, sebab pada hari itulah mereka bias memperoleh segala pengharapan. Begituhalnya Tuhan menatap mereka dengan pandangan keridhoan. 

Sumber: Buku ”Amaliyah ala Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah” UNISMA

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.