Banyak pengguna internet mengandalkan Virtual Private Network (VPN) untuk melindungi privasi dan mencegah situs web melacak mereka. Meskipun VPN dapat meningkatkan privasi online secara signifikan, VPN tidak membuat seseorang sepenuhnya anonim.
Dikutip detikINET dari Wahtech, Jumat (4/7/2025) sebagian situs web menggunakan teknik pelacakan canggih yang masih dapat mengumpulkan sejumlah besar data meskipun ada perlindungan VPN.
VPN mengenkripsi trafik internet dan mengarahkannya melalui server aman, menutupi alamat IP asli pengguna. Proses ini membuat seolah aktivitas internet berasal dari server VPN dan bukan lokasi pengguna sebenarnya. Namun walau VPN dapat mencegah situs web melihat langsung alamat IP asli pengguna, VPN bukanlah solusi yang sempurna terhadap pelacakan.
Situs web menggunakan berbagai metode untuk melacak pengguna, beberapa di antaranya dapat melewati perlindungan yang ditawarkan oleh VPN. Ini termasuk:
Meskipun VPN dapat menyembunyikan alamat IP pengguna dan mengenkripsi lalu lintas, VPN tidak menghilangkan semua metode pelacakan. Beberapa situs web menggunakan pengenal persisten yang tetap berlaku bahkan saat VPN sedang digunakan.
Misalnya, jika pengguna masuk ke akun medsos saat menggunakan VPN, platform dapat mengaitkan aktivitas penjelajahan dengan profil mereka. Demikian pula, skrip pelacakan pihak ketiga yang disematkan di situs web dapat menyimpan pengenal unik di browser, melewati perubahan alamat IP yang ditawarkan oleh VPN.
Untuk memaksimalkan privasi, pengguna harus mengambil langkah-langkah tambahan selain hanya menggunakan VPN:
Meski VPN meningkatkan privasi dengan menyembunyikan alamat IP dan mengenkripsi lalu lintas, VPN tidak menjamin anonimitas sepenuhnya. Situs web masih dapat melacak pengguna melalui metode alternatif seperti cookie, sidik jari, dan login akun. Untuk privasi yang lebih baik, pengguna harus melengkapi penggunaan VPN dengan langkah keamanan tambahan.