Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Ari Pangistu
TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI - Keluarga korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya masih terus menunggu kabar penumpang dan kru yang belum ditemukan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur.
Salah satunya yakni keluarga dua orang penumpang, suami istri asal Desa Lemahbang, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi.
Adalah Bintang Nur Hidayat (27) dan Nindi Elly Rosita Zulpri (22). Pasangan suami istri yang disebut sudah menikah sejak Februari namun baru menggelar resepsi pernikahan sebulan lalu itu, sampai sekarang belum diketahui kondisinya saat menaiki KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali pada 2 Juli 2025 kemarin.
Menurut Ahmad, orang tua korban, anaknya yang berprofesi sebagai sopir itu, bersama istrinya berangkat ke Bali menaiki truk Fuso mengantar sembako.
Ke Bali mengantar pesanan sembako merupakan rutinitas profesi putra pertamanya. Namun, pada pengiriman malam itu anaknya berangkat bersama istrinya yang tengah hamil 5 bulan.
"Istri tidak pernah ikut. Ini kok kebetulan minta ikut. Karena di rumah sendiri. Liat status Whatsapp Bintang, berangkat sama istrinya," jelas Ahmad.
Ia mengaku tak ada firasat apa-apa. Hanya di pagi hari sebelum berangkat, ibunya saling berkirim pesan whatsapp dengan putranya itu. Membicarakan foto-foto resepsi pernikahan.
Ahmad mengaku baru mengetahui anaknya menjadi salah satu penumpang KMP Tunu Pratama Jaya keesokan harinya sekitar pukul 07.00 WIB.
Seusai dirinya mendapatkan kabar dari tantenya yang menunjukkan daftar nama penumpang KMP Tunu Pratama Jaya.
"Bukan Bintang itu, karena ditulis itu umurnya 33 tahun asal Jakarta pusat. Ayem nggih (tenang ya,red). Karwna khawatir kami tetap kesini," ujarnya.
Ahmad bersama istrinya langsung mencoba menghubungi anak dan menantunya. Tapi tak ada jawaban. Padahal, setiap orang tua menelpon pasti langsung diangkat.
"Karena dihubungi tak bisa, saya langsung berangkat ke Ketapang," jelasnya.
Ia menerangkan sudah dua malam berada di Pelabuhan Ketapang bersama keluarga dan besannya. Secara bergantian menunggu kabar.
Mereka berharap segera ada kabar kondisi anak dan menantunya.
"Kepengen ketemu, dalam kondisi hidup atau meninggal. Kita haru berbesar hatilah, apa pun kondisinya," harapnya.
Ia mengaku sudah menyerahkan data anak dan menantunya.
"Mulai kemarin sudah 3 kali menyerahkan data, foto dan data lainnya," pungkasnya.