Mimpi Syafi Nuha Belum Selesai, Tekadnya Mewakili Indonesia di Kompetisi Barista Tingkat Dunia
Eko Sutriyanto July 04, 2025 10:32 PM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bagi Syafi Nuha, menjadi seorang barista bukan sekadar menyajikan minuman kopi dan segala metode penyeduhan dengan bahan tambahan.

Lebih dari itu, ia melihat kopi sebagai medium untuk menyebar inspirasi dan memberdayakan sesama untuk hidup lebih baik.

Syafi sendiri diakui sebagai barista, setelah diganjar juara dua kompetisi latte art tingkat regional Jawa Tengah di tahun 2023.

Hasil ini tentu saja mengejutkan, karena sebelumnya pernah belajar kopi dari video amatir.

"Aku menangis di belakang panggung. Enggak nyangka banget. Dulu cuma latihan sendiri, sekarang bisa menang lomba," kenang Syafi, pria asal Kudus, Jawa Tengah.

Latihan keras secara otodidak juga membuat Syafi berhasil mengantongi sertifikasi barista dari LSP Pariwisata dengan nilai sangat baik pada 2022, khususnya teknik espresso, manual brew, dan pelayanan pelanggan.

Syafi kini dipercaya sebagai barista utama di kedai tempatnya bekerja.

Ia juga dikenal sebagai konten kreator di media sosial yang kerap membagikan kisah hidupnya dan ilmu seputar kopi kepada ribuan pengikut.

Visinya kini jauh lebih besar, yakni membangun komunitas kopi lokal, membuka kedai sendiri, dan menjadi mentor bagi barista muda dari latar belakang sulit.

Lebih dari itu, Syafi bertekad mewakili Indonesia dalam kompetisi barista tingkat dunia sekaligus membawa harum kopi lokal ke panggung internasional.

Tak pernah ia bayangkan berada di posisi saat ini, menjadi barista profesional dengan reputasi mengesankan.

"Aku sering mikir, gila ya, dulu hampir nyerah cuma gara-gara ditipu. Tapi ternyata luka itu malah jadi bahan bakar buat aku bisa sampai sini," ucap Syafi.

Perjalanan Syafi Nuha mengajarkan bahwa dari kopi yang pahit, harapan bisa diseduh.

Ia adalah bukti hidup bahwa jatuh tak selalu berarti kalah, selama ada keberanian untuk bangkit dan terus belajar.

Tidak semua orang mampu mengubah luka menjadi lompatan hidup.

Tapi Syafi Nuha, pemuda asal Kudus, membuktikan bahwa kegigihan bisa meracik masa depan yang lebih harum dari secangkir kopi terbaik.

Lahir pada 26 Juni 1999 di Kota Kretek, Syafi menempuh jalan yang berliku untuk menemukan pijakan kariernya.

Ia tumbuh dalam keluarga sederhana dan terbiasa bekerja sejak remaja demi membantu orang tuanya.

Setelah lulus SMA, Syafi menjalani berbagai pekerjaan serabutan. Ia pernah menjadi penjaga toko kelontong, menjual pulsa, hingga menjadi ojek online.

"Saat itu, aku cuma mikir bagaimana caranya tetap bisa bantu orang tua dan punya penghasilan sendiri," sambungnya.

Hidup tidak selalu ramah. Tahun 2020, ia mengalami momen yang nyaris meruntuhkan semangatnya. 

Ia menjadi korban penipuan berkedok pelatihan barista. Uang Rp 500 ribu hasil kerja kerasnya sebagai ojek online raib.

"Rasanya sakit banget. Tapi justru dari situ aku mulai belajar sendiri tentang kopi," kenangnya dengan tatapan penuh makna.

Meski kecewa, Syafi tak patah arang. Ia menjadikan momen tersebut sebagai titik tolak untuk melangkah lebih jauh.

Ia mulai belajar dunia kopi secara otodidak lewat YouTube dan forum daring.

Dari uang recehan hasil mengojek, ia membeli alat manual brew sederhana untuk berlatih di rumah.

Kesempatan datang pada akhir 2021 saat ia diterima sebagai helper di sebuah kedai kopi kecil.

Meski gajinya minim dan tak ada tunjangan, Syafi tak pernah setengah hati.

Ia menjadikan tempat kerja itu sebagai ruang belajar sekaligus tempat menyalakan mimpinya.

"Aku selalu minta diajarin bikin espresso dan latte. Bahkan kadang habis jam kerja, aku tetap di bar buat latihan latte art pakai susu sisa."

"Enggak ada bonus, enggak dihitung lembur, tapi aku senang karena bisa belajar tiap hari," ujarnya, mengenang masa-masa perjuangan itu.

Perjuangan dan kerja kerasnya berbuah manis. Ia mendapat sertifikasi barista profesional dan menjadi juara dua kompetisi latte art tingkat regional Jawa Tengah di tahun 2023.

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.