Fakta-fakta Ablasio Retina, Kondisi yang Bikin Mata Kanan Dewi Yull Tak Bisa Melihat
GH News July 07, 2025 07:03 AM
-

Aktris dan penyanyi senior Dewi Yull mengalami ablasio retina yang membuat mata kanannya tak bisa melihat. Kondisi ini disadarinya pada 2023, dia memiliki minus mata yang sangat tinggi, yakni minus 25 untuk mata kanan dan 19 mata kiri.

"Waktu tahun 2023 itu keluar cairan gelembung di dalam, kayak air gelembung, kayak balon, begitu ya. Lama-lama kok dari air putih kemudian jadi kuning, makin pekat. Malam tuh sudah gelap yang kanan, langsung ke UGD rumah sakit mata," jelasnya dikutip dari detikHot, Minggu (6/7/2025).

"Jadi retinanya ablasi, jadi lepas dari mata. Biji mata itu karena dia kalau minus tinggi kan katanya cembung," sambungnya.

Apa Itu Ablasio Retina?

Ablasi atau ablasio retina, dikenal juga sebagai retinal detachment adalah kondisi saat lapisan tipis jaringan di bagian belakang mata terlepas dari posisi normalnya. Dikutip dari Mayo Clinic, lapisan jaringan ini disebut retina.

Kondisi ini memisahkan sel-sel retina dari lapisan pembuluh darah yang menyediakan oksigen dan nutrisi bagi mata.

"Retina yang tipis ini sangat mudah terjadi robekan, kemudian masuk cairan, dan retinanya terlepas. Setelah retina terlepas, penglihatan hilang," terang dokter spesialis mata dr Elvioza, SpM(K), saat dihubungi detikcom, Minggu (6/7/2025).

"Jadi pasien baru merasa ada gangguan. Pada saat retinanya tipis, itu tidak ada gangguan," sambungnya.

Apa Gejala Ablasio Retina?

dr Elvioza menjelaskan saat terjadi robekan pada retina, biasanya pasien melihat ada flash kilat atau sinar. Kemudian diikuti floaters atau bayangan yang berbentuk bintik yang melayang-layang.

"Gejala awalnya biasanya melihat flash, kilatan-kilatan sinar, kemudian diikuti floater yang terbang seperti nyamuk atau sarang laba-lama. Nah, itu coba cek retina, mungkin retinanya robek," tuturnya.

Apa Saja Faktor Risiko Ablasio Retina?

dr Elvioza menjelaskan semakin bertambahnya usia, retina yang sudah tipis ini akan semakin tipis. Salah satu faktor pemicu terjadinya kondisi ini adalah miopi atau mata dengan minus di atas lima.

Menurut dr Elvioza, dengan bertambahnya usia, retina yang sudah tipis ini akan semakin tipis. Sehingga mudah terjadi robekan, retina terlepas, hingga terjadi ablasio retina.

"Jadi, biasanya ablasio retina terjadi pada orang-orang tua yang usia tua di atas 50 tahun. Karena semakin bertambahnya usia, retina semakin rapuh. Apalagi pada orang yang sudah dasarnya punya minus tinggi, semakin rapuh," katanya.

Dalam dunia medis, dr Elvioza menekankan tidak ada istilah penyebab atau sebab akibat. Lebih pada risiko seseorang yang bisa mengalami ablasio mata.

Ada beberapa risiko, seperti:

  • Minus tinggi di atas lima
  • Usia di atas 50 tahun atau lebih
  • Trauma atau pernah ada benturan pada mata
  • Pernah mengalami peradangan mata
  • Genetik atau keturunan

Terkait genetik, dr Elvioza mengatakan agak sulit mendeteksi ablasio retina sejak dini. Tetapi, bisa dilihat dari riwayat apakah ada keluarga yang mengalami ablasio retina.

"Bapak, ibu, kakak, adik, apakah mempunyai penyakit yang sama. Kalau ada, berarti dia ada bakat (mengalami ablasio retina)," ujar dr Elvioza.

"Tapi, kalau kita memeriksa genetiknya langsung itu agak sulit pemeriksaannya. Tidak ada apa-apa, karena gen yang kita periksakan agak sulit. Jadi, kita lihat saja garis keturunannya, itu gampang," tambahnya.

dr Elvioza berpesan jika mempunyai genetik atau riwayat ablasio retina dan mulai mengalami gejala-gejala awal, harus segera dicek ke ahlinya.

Apakah Ablasio Retina Bisa Sembuh?

dr Elvioza mengungkapkan ablasio retina dikategorikan sebagai penyakit emergency atau harus segera mendapat pertolongan. Sebab, penyakit ini sangat berhubungan dengan waktu.

Ketika seseorang mengalami ablasio retina pada salah satu matanya, mata lainnya juga berisiko atau dalam dunia medis disebut sebagai fellow eye. Itu merupakan bagian mata lain dari mata yang sedang mengalami masalah.

Pada kasus ini, fellow eye bisa saja terjadi. Artinya, saat mata kanan mengalami ablasio retina, mata lainnya juga memiliki risiko yang serupa.

"Dia mempunyai risiko seperti mata sebelahnya sekitar 20 atau 30 persen. Jadi, masih kita harus berhati-hati kalau ablasio retina ini bisa kena mata sebelahnya. Walaupun yang kena mata kanan, mata kiri juga harus diperiksa," ungkap dr Elvioza.

Satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi ablasio retina adalah dengan tindakan operasi. Sebab, retina itu tidak bisa menempel sendiri.

"Kalau pun dia (retina) menempel sendiri, pasti menempelnya nggak bagus dan fungsinya tidak bisa kembali," lanjutnya.

Ia mengingatkan untuk menjalani operasi di rumah sakit yang memiliki fasilitas operasi retina yang baik, agar hasilnya maksimal.

"(Operasi) harus dilakukan oleh dokter mata dengan kualifikasi subspesialis retina," tegas dr Elvioza.

Tindakan operasi ini bertujuan untuk mengembalikan retina yang terlepas ke posisinya. Jadi, ditempelkan kembali dengan cara ini.

"Ya kita tempelkan kembali dengan cara operasi, dengan harapan kalau dia kembali pada tempatnya. Ya dia (retina) bisa tumbuh lagi, bisa berfungsi lagi," pungkasnya.


© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.