TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Masa tua bukanlah akhir dari semangat belajar dan beribadah. Hal itu dibuktikan lewat program Pesantren Lansia perdana yang digelar di Masjid At-Taqwa Ngaliyan, Wates, Kota Semarang, Sabtu hingga Ahad (5–6 Juli 2025).
Program ini sukses menyedot perhatian masyarakat dan memberikan pengalaman spiritual yang mendalam bagi para peserta lanjut usia.
Suasana penuh kekhusyukan dan kebersamaan menjadi nilai utama dalam kegiatan yang berlangsung selama dua hari tersebut.
Salah satu momen paling berkesan terjadi saat pelaksanaan salat tahajud berjamaah di tengah malam.
Ibadah sunah ini dipimpin langsung oleh Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Semarang, Ustadz Drs. H. Nurbini, yang membuat para peserta larut dalam nuansa haru dan ketenangan.
Endang (64), salah satu peserta dari Wologito 1, Semarang Barat, mengaku merasakan atmosfer yang sangat menyentuh hati. "Serasa di Mekah," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Usai tahajud, rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan salat Subuh berjamaah yang tak kalah khidmat.
Selama dua hari, para santri lansia juga mengikuti berbagai kegiatan keagamaan seperti kajian, dzikir, dan pembinaan ruhani, yang dirancang khusus untuk memperkuat iman dan meningkatkan kualitas ibadah di usia senja.
Selain itu, para santri lansia juga diajak untuk memperbaiki bacaan Al-Quran mereka melalui kegiatan tahsin bersama Ustadz Ananto dengan metode Fashohatul Lisan bersanad.
Ada pula sesi interaktif seperti dinamika kelompok "Tepuk Lansia" yang diselingi pengetahuan menarik seputar lansia, membuat suasana tidak kaku dan penuh tawa.
Lantunan salawat Nuril Anwar dan pengajian Kitab Al-Hikam turut memeriahkan suasana, menjadikan setiap detik di Masjid At-Taqwa Ngaliyan ini terasa penuh berkah.
Sementara di pagi harinya, kajian Kitab Al-Adab Al-Mufrad oleh Ustadz Yusuf Isnan, dosen bahasa Arab UIN Walisongo lulusan Mesir, menambah khazanah ilmu keagamaan yang mendalam.
Antusiasme Membludak dan Fasilitas yang Memanjakan
Awalnya, panitia dari Masjid At-Taqwa Ngaliyan hanya menargetkan sekitar 20 santri.
Namun, di luar dugaan, ada 33 peserta dari berbagai penjuru Kota Semarang yang mendaftar dan mengikuti kegiatan ini. Angka ini membuktikan betapa tingginya semangat belajar dan keinginan para lansia untuk mengisi masa senja dengan hal-hal bermakna.
"Saya sangat terharu dan terkesan dengan acara ini. Ini mengingatkan saya bahwa saya belum begitu paham tentang ilmu agama, maka saya harus tetap belajar, meskipun dulu saya adalah kepala sekolah. Kalau ada kesempatan, saya ingin ikut lagi," ujar Kurnianto (75 tahun), seorang santri asal Perum Wahyu Asri, Ngaliyan, Ahad (6/7/2025).
Testimoni ini jelas menunjukkan betapa program ini menyentuh hati dan membuka cakrawala baru bagi para peserta.
Untuk memastikan para santri merasa nyaman dan bisa fokus beribadah serta belajar, Masjid At-Taqwa Ngaliyan, Wates menyediakan fasilitas yang ramah lansia.
Ada kamar mandi yang mudah diakses, ruangan menginap ber-AC dengan alas tidur empuk untuk istirahat optimal, kursi duduk yang ergonomis, serta masjid yang super nyaman untuk beribadah dan berkegiatan.
Ditambah lagi, panitia juga menyediakan layanan antar jemput khusus dari beberapa titik strategis di Semarang, memastikan mobilitas para senior jadi lebih mudah dan aman.
Fasilitas ini memudahkan santri lansia untuk mencapai lokasi tanpa kendala transportasi dan kembali lagi diantar pulang setelah rangkaian kegiatan selesai.
"Layanan ini menegaskan komitmen Masjid At-Taqwa Ngaliyan, Wates dalam memberikan pengalaman belajar agama yang optimal dan holistik bagi para lansia," tandas Ketua Panitia Pesantren Lansia H. Solikhul Hadi, Ahad (6/7/2025).
Kombinasi Ilmu Agama dan Kesehatan: Kunci Kesejahteraan Lansia
Salah satu hal yang membuat pesantren lansia di Masjid At-Taqwa Ngaliyan ini begitu istimewa adalah fokusnya yang tidak hanya pada pembinaan spiritual keagamaan.
Soal kesehatan fisik dan mental para peserta juga jadi prioritas.
Ada kegiatan pemeriksaan kesehatan, senam pagi bersama yang diikuti oleh lebih dari 130 partisipan (termasuk jamaah dan warga sekitar Masjid At-Taqwa Ngaliyan di daerah Wates), dan dinamika kelompok untuk menyegarkan suasana psikologis.
Setelah rangkaian kegiatan selesai, acara ditutup dengan pengajian Ahad pagi oleh Ustadz H. Nurbini, sarapan soto bersama, dan sesi foto kenangan sebelum para santri diantar kembali.
Visi Jangka Panjang dan Harapan Berkelanjutan
H. Solikhul Hadi, Ketua Panitia acara ini, menjelaskan bahwa pesantren lansia ini lebih dari sekadar rutinitas.
Ia melihatnya sebagai sebuah sarana krusial bagi para lansia untuk berkumpul, belajar, dan menjadikan sisa usia mereka lebih berarti.
"Apalagi di usia senja, dukungan sosial dan spiritual itu memang sangat penting agar tetap sehat lahir dan batin," ujarnya.
Sementara Prof. Dr. Ahwan Fanani, Ketua Takmir Masjid At-Taqwa Ngaliyan, menyampaikan harapannya yang besar.
"Kami berharap Pesantren Lansia ini dapat menjadi program berkelanjutan yang memberikan manfaat nyata bagi para lansia, tidak hanya dalam aspek spiritual tetapi juga sosial dan kesehatan mereka.
Ini adalah bentuk komitmen kami untuk melayani masyarakat, khususnya kaum lansia, agar mereka tetap produktif dan bermakna di sisa usia," katanya.
Lebih lanjut, Ustadz Drs. H. Nurbini, Wakil Ketua PDM Kota Semarang, menyampaikan visi besar dari program ini.
"Tentunya visi kita ke depan adalah untuk mendirikan pondok khusus untuk para lansia agar bisa mukim sehingga bisa mengikuti kegiatan pesantren secara lebih mendalam."
Sebelum pondok khusus lansia benar-benar terwujud, H. Solikhul menambahkan, bahwa panitia akan terus menyelenggarakan pesantren lansia secara rutin pada akhir pekan pertama di tiap bulannya.
"Para calon santri dapat mendaftar dan mengikuti informasi pesantren lansia via akun Instagram masjid @attaqwa_ngaliyan," jelasnya.
Kisah sukses pesantren lansia di Masjid At-Taqwa Ngaliyan ini adalah bukti nyata bahwa usia hanyalah angka.
Semangat untuk terus belajar, berinteraksi, dan beribadah tidak pernah pudar, bahkan di masa senja.
Program seperti ini bukan hanya sekadar mengisi waktu luang, tetapi juga menjadi ladang pahala dan kesempatan untuk merajut silaturahmi yang indah.