TIMESINDONESIA, KOREA SELATAN – Korea Youth Summit 2025 yang diselenggarakan oleh Youth Break the Boundaries (YBB) telah menjadi panggung penting bagi generasi muda dari 15 negara untuk berdialog, berbagi pengalaman, dan memperkuat solidaritas lintas budaya.
Empat pembicara utama tampil membawakan tema-tema inspiratif seputar identitas budaya, perdamaian, pembangunan internasional, serta pengembangan karier global.
Sebagai tokoh muda profesional yang aktif di UNESCO dan sektor pendidikan, Jihye Lee membawakan sesi bertajuk "Kerja Sama Budaya dan Solidaritas yang Dipimpin Pemuda". Ia menekankan pentingnya mengenali budaya sendiri sebelum mengenalkan diri di panggung global.
Youngjo Choi, CEO of Study Korea News and President of Sejong International Center at Kore Youth Summit 2025. (Photo: KYS)
“Kenali budayamu terlebih dahulu karena tanpa pemahaman itu kita bisa saja menyuarakan sesuatu yang asing, bukan jati diri kita sendiri," ungkapnya.
Berdasarkan pengalamannya dalam forum internasional, reformasi pendidikan, dan Olimpiade Musim Dingin PyeongChang, Jihye menunjukkan bahwa kerja sama lintas budaya adalah kunci menuju kepemimpinan global yang berdampak.
Youngjo Choi, CEO Study Korea News dan Presiden Sejong International Center, menyampaikan pentingnya kesiapan karier bagi pelajar internasional.
Dengan pengalaman panjang dalam mendampingi mahasiswa asing dan komunitas multikultural, ia memaparkan berbagai inisiatif yang telah dilakukan—dari pameran kerja, festival budaya, hingga lokakarya bahasa Korea.
“Anak muda internasional bisa menjadi pemimpin komunitas asal diberi akses dan bimbingan yang tepat," jelasnya. Choi juga menekankan bahwa media dapat menjadi alat efektif untuk memperkuat suara dan peran pemuda dalam perubahan sosial.
Jooeun Kim at at Kore Youth Summit 2025. (Photo: KYS)
Global Peace Youth Korea juga tampil sebagai mitra utama dalam forum ini. Direktur Eksekutif Dong Chan Kim memaparkan komitmen organisasinya dalam membentuk pemimpin muda berkarakter dan berorientasi damai.
Didampingi oleh Shreya Sahay, delegasi muda internasional, mereka menyampaikan pandangan bahwa kolaborasi budaya dan kepemimpinan berbasis nilai sangat penting di era global. “Hiduplah dengan tujuan, bagikan budayamu dengan berani,” pesan Shreya.
Menambah kekuatan intelektual forum ini, hadir pula Jooeun Kim, mahasiswa magister Studi Internasional di Ewha Womans University. Dalam paparannya, ia membahas “Kerja Sama Pembangunan dan Peran Pemuda dalam Kawasan Asia-Pasifik”.
Berbekal pengalaman di World Bank Group, United Nations ESCAP, dan CityNet Secretariat, Jooeun menekankan pentingnya keterlibatan aktif pemuda dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Ia juga menyoroti perlunya integrasi antara pemahaman akademik dan praktik lapangan dalam merancang kebijakan global yang inklusif dan berdampak.
Kehadiran empat tokoh inspiratif ini menjadikan Korea Youth Summit 2025 lebih dari sekadar pertemuan internasional. Forum ini menjadi panggung bagi pemuda dunia untuk tumbuh sebagai agen perubahan dengan mengedepankan empati, keberanian budaya, dan semangat kerja sama global. (*)