Seminar Nasional UMKM Go Export: Dorong Digitalisasi, Tembus Pasar Global
GH News July 10, 2025 10:04 PM

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Dalam rangka memperkuat sinergi dan inovasi dalam mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk Go Digital dan Go Global, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jember (KPwBI Jember) bersama Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sukses menyelenggarakan Seminar Nasional bertajuk “UMKM Go Export: Digital Drive, Global Thrive”.

Acara ini merupakan rangkaian kegiatan Sekarkijang Creative Fest (SCF) x Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2025 yang digelar pada Kamis, 10 Juli 2025 di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Banyuwangi.

Seminar ini bentuk kontribusi nyata dan komitmen untuk menciptakan ekosistem ekspor yang inklusif dan berkelanjutan, dengan pendekatan digital sebagai akselerator utama.

Tujuan utama kegiatan ini adalah guna meningkatkan kualitas UMKM Sekarkijang (Se-Eks Karesidenan Besuki dan Lumajang) dan bisa naik kelas agar mampu bersaing di pasar global melalui penguatan daya saing berbasis teknologi dan kemitraan strategis.

Acara ini dihadiri oleh lebih dari 200 peserta dari berbagai kalangan yaitu akademisi, perbankan, dan UMKM yang merupakan sebagai sasaran utama seminar ini.

Acara diawali dengan sambutan dari Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jember, Achmad, yang menyoroti bahwa transformasi digital dan pemasaran global menjadi dua pilar penting dalam mendorong UMKM naik kelas.

“UMKM memiliki potensi besar, tetapi masih menghadapi tantangan dalam standarisasi kualitas dan keterbatasan akses pembiayaan yang menjadi tantangan untuk ekspor. Oleh demikian, peran perbankan dan pendampingan intensif dari berbagai pihak menjadi sangat vital” kata Achmad, Kamis (10/7/2025).

Achmad menegaskan bahwa pentingnya kehadiran website dan kanal digital resmi bagi UMKM agar lebih terpercaya dan dapat diakses pasar internasional.

Dalam penutupan sambutannya, Achmad menyampaikan ajakan kepada seluruh peserta untuk tidak hanya mengikuti kegiatan seminar ini, tetapi juga mengikuti seluruh rangkaian SCF x BEC 2025.

Ia menekankan bahwa keberlanjutan penguatan ekosistem UMKM ekspor sangat membutuhkan partisipasi aktif seluruh pihak.

Acara ini secara resmi dibuka oleh Wakil Bupati Banyuwangi, Ir. H. Mujiono, M.Si., yang dalam sambutannya menekankan pentingnya sinergi antar pihak untuk memperkuat daya tahan UMKM di tengah tantangan ekonomi global.

“Perang dagang, kondisi geopolitik seperti konflik Rusia-Ukraina, serta dinamika tarif internasional, menjadi tantangan yang harus kita hadapi bersama,” ungkapnya.

Mujiono juga mengapresiasi kolaborasi strategis antara Pemkab Banyuwangi dan KPwBI Jember dalam menghadirkan forum ilmiah dan praktis ini sebagai upaya nyata menuju UMKM kelas dunia.

Ia berharap multiplier effect dari seminar ini dapat menyebar luas di wilayah Sekarkijang, menjadikan UMKM Sekarkijang sebagai pionir UMKM digital yang tangguh dan siap bersaing di taraf global.

Seminar-Nasional-BI-2.jpg

Foto bersama usai Seminar Nasional "UMKM Go Export: Digital Drive, Global Thrive". (FOTO: Ikromil Aufa/TIMES Indonesia)

Dengan dorongan digital yang kuat, semangat gotong royong, dan sinergi multipihak, UMKM tidak hanya akan naik kelas, tetapi juga tumbuh sebagai pilar penting ekonomi berdaya saing tinggi di pasar global.

Seminar nasional ini menghadirkan narasumber nasional dari berbagai sektor yang bersentuhan langsung dengan pengembangan UMKM agar bisa menembus pasar global.

Ketua Tim Pendampingan Ekspor Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan (PPEJP) Kementerian Perdagangan RI, Junianto, membuka diskusi dengan pemaparan terkait “Strategi Pengembangan Ekspor UMKM: Peluang dan Tantangan.”

Ia menekankan pentingnya kesiapan internal UMKM yang mencakup legalitas usaha, kapasitas produksi, kesiapan logistik, dan kualitas manajemen.

Dalam paparannya, ia menyoroti perlunya pemahaman mendalam terhadap persyaratan pasar global, mulai dari tarif dan regulasi non tarif, hingga karakteristik konsumen dan tren produk di negara tujuan.

Junianto juga menggarisbawahi peran penting platform digital sebagai media promosi dan distribusi produk ekspor, termasuk optimalisasi media sosial, marketplace ekspor seperti Shopee Ekspor dan Tokopedia Ekspor, serta partisipasi dalam misi dagang dan pameran internasional.

Ketua Umum ID SEED dan Kurator Ekspor Nasional, Ira Damayanti, membahas pentingnya kurasi produk serta pemenuhan standar ekspor yang ketat, termasuk labelling, kemasan, dan sertifikasi seperti halal, organik, serta ISO.

Ia menyoroti pentingnya storytelling dalam pemasaran ekspor berbasis digital. Menurutnya, UMKM perlu membangun identitas merek yang kuat melalui konten visual dan narasi yang menggugah, serta menghadirkan nilai tambah budaya lokal sebagai diferensiasi di pasar global.

Ia juga menekankan penggunaan teknologi manajemen produksi dan inventory berbasis cloud untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam proses pemenuhan pesanan ekspor.

Kepala Seksi Pelayanan Informasi Bea Cukai Banyuwangi, Didik Nurhayadi, S.Sos., M.M., menjelaskan tentang prosedur ekspor, regulasi kepabeanan, serta pentingnya dokumen legalitas seperti Nomor Induk Berusaha (NIB), KSWP, dan dokumen pelengkap ekspor lainnya.

Ia memaparkan bahwa sistem kepabeanan Indonesia kini telah semakin digital dan terintegrasi, sehingga memberikan kemudahan dan kecepatan layanan bagi pelaku UMKM.

Menurutnya, edukasi dan asistensi reguler terhadap UMKM tentang tata cara ekspor sangat diperlukan agar mereka dapat mandiri dan efisien dalam menjalankan proses ekspor.

Sementara Founder Argopuro Walida Coffee yang menjadi salah satu agregator ekspor di wilayah Sekarkijang, Ahmad Muhlisin, berbagi kisah suksesnya menembus pasar global, serta menekankan pentingnya keberlanjutan produksi yang berkualitas dan konsisten.

Ia menceritakan bagaimana peran agregator dan kemitraan dengan koperasi petani menjadi kunci dalam menjaga kualitas biji kopi serta menjamin volume pasokan.

Dalam pemaparannya, ia juga menekankan bahwa digitalisasi rantai pasok sangat membantu UMKM dalam membangun reputasi sebagai eksportir yang andal.

Sekedar diketahui, seminar ini dihadiri perwakilan perguruan tinggi, perbankan, dan OPD terkait. Perguruan tinggi diharapkan aktif mendorong riset dan inovasi aplikatif, serta membangun inkubator bisnis ekspor berbasis universitas.

Perbankan memiliki peran strategis sebagai penyedia pembiayaan ekspor inklusif melalui produk yang adaptif bagi UMKM.

Sementara itu, dinas terkait didorong memperkuat ekosistem dukungan melalui fasilitasi promosi internasional, kurasi produk unggulan, program digitalisasi, serta pengembangan database UMKM ekspor potensial yang terintegrasi dengan sistem promosi nasional.

Digitalisasi menjadi sorotan utama dalam seminar ini, sebagaimana tercermin dalam tema acara: Digital Drive, Global Thrive.

UMKM didorong untuk memanfaatkan teknologi digital tidak hanya dalam proses produksi, tetapi juga dalam pemasaran dan transaksi.

Digitalisasi berperan penting sebagai katalis untuk membantu UMKM mengatasi hambatan ekspor dan membuka akses pasar lebih luas. Pemanfaatan media sosial, e-commerce ekspor, dan website resmi menjadi strategi yang dibahas secara mendalam.

Selain itu, peserta juga lebih lanjut diperkenalkan pada teknologi sistem manajemen pesanan dan pelacakan logistik, termasuk penggunaan dashboard ekspor terintegrasi dan aplikasi pembukuan digital yang mendukung pelaporan keuangan dan perencanaan bisnis.

Seminar ini tidak hanya menjadi forum diskusi, tetapi juga menjadi momentum penting untuk lebih mendukung UMKM Sekarkijang dapat naik kelas/go global.

Diharapkan melalui kolaborasi antar lembaga, pelaku usaha, dan pemangku kebijakan, target peningkatan kontribusi ekspor UMKM dapat tercapai. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.