Israel Tahan Bantuan, RS di Gaza Akan Berubah Jadi Kuburan Bagi Pasiennya
GH News July 11, 2025 01:03 PM
Jakarta -

Para dokter dan pasien yang kewalahan di pusat medis terbesar di Gaza kemungkinan akan segera kehilangan pasokan karena menipisnya pasokan bahan bakar. Para dokter mengatakan hal ini mengancam melumpuhkan Rumah Sakit Al Shifa sementara Israel terus melanjutkan kampanye militernya.

Diberitakan Reuters, sementara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membahas nasib para sandera Israel di Gaza dengan Presiden AS Donald Trump di Washington, para pasien di RS Al Shifa menghadapi bahaya yang mengancam, kata para dokter di sana.

Ancaman tersebut datang dari "bukan serangan udara maupun rudal, melainkan pengepungan yang menghambat masuknya bahan bakar," ujar Dr Muneer Alboursh, direktur jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, kepada Reuters.

"Kekurangan ini merampas hak dasar orang-orang rentan ini untuk mendapatkan perawatan medis, mengubah rumah sakit menjadi kuburan yang sunyi," sambung dia.

Serangan udara dan pemboman Israel yang gencar telah menimbulkan kerugian besar di rumah sakit-rumah sakit di Gaza. Israel menuduh Hamas beroperasi dari fasilitas medis dan menjalankan pusat komando di bawahnya, sesuatu yang dibantah Hamas.

Pasien yang membutuhkan perawatan medis, makanan, dan air menanggung akibatnya.

Telah terjadi lebih dari 600 serangan terhadap fasilitas kesehatan sejak konflik dimulai, kata WHO, tanpa menyebutkan siapa yang bertanggung jawab. WHO menggambarkan sektor kesehatan di Gaza "berlutut", dengan kekurangan bahan bakar, pasokan medis, dan seringnya kedatangan korban massal.

Hanya setengah dari 36 rumah sakit umum di Gaza yang berfungsi sebagian, menurut badan PBB tersebut.

Dr Muhammad Abu Salamiyah, direktur Al Shifa, memperingatkan bencana kemanusiaan akibat krisis bahan bakar yang menimbulkan ancaman langsung terhadap operasional rumah sakit, pabrik desalinasi, dan sistem pasokan air.

Abu Salamiyah mengatakan departemen dialisis Al Shifa telah ditutup untuk melindungi unit perawatan intensif dan ruang operasi, yang tidak mungkin tanpa listrik bahkan untuk beberapa menit saja.

Ada sekitar 100 bayi prematur di rumah sakit Kota Gaza yang nyawanya terancam, katanya.

"Stasiun oksigen akan berhenti beroperasi. Rumah sakit tanpa oksigen bukan lagi rumah sakit. Laboratorium dan bank darah akan ditutup, dan unit darah di lemari es akan rusak," ucap Abu Salamiyah, menambahkan bahwa rumah sakit itu bisa menjadi "kuburan bagi mereka yang berada di dalamnya".

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.