Grid.ID - Ruben Onsu menceritakan pengalaman spiritualnya pasca menjadi mualaf. Kini, ia mulai batasi pekerjaan hingga larut malam.
Presenter Ruben Onsu berbagi cerita soal pengalaman spiritualnya. Pasca menjadi mualaf pada Ramadan lalu, Ruben Onsu tak mengambil pekerjaan pada malam hari.
"Saya nggak ngambil (pekerjaan sampai) malam karena akan terganggu jam tidurnya," kata Ruben Onsu saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (12/7/2025).
Mantan suami Sarwendah itu ingin fokus melaksanakan ibadah bukan hanya yang wajib saja, melainkan pula yang sunnah. Oleh karena itu, Ruben berusaha untuk mengatur jadwal istirahat sebaik mungkin.
"Alhamdulillah saya orang yang nggak susah bangun pagi sebenarnya, sudah terbiasa, tapi memang (sekarang) jadi punya kegiatan baru (salat)."
"Jam 9 (malam) saya Alhamdulillah sudah tidur. Sering bangun setengah 3 (pagi), jadi dari (salat) Tahajud ke Subuh. Kalau mau meeting, maunya setelah (salat) asar biar nggak kepotong," jelas Ruben.
Dalam kesempatan yang sama, Ruben Onsu juga mengutarakan isi hatinya. Kini, ia kerap menumpahkan segala keluh kesahnya dalam ibadah kepada Allah SWT.
"Sekarang segala sesuatu yang sudah nggak mengandalkan orang lagi untuk bisa bercerita. Ketika saya selesai aktvitas di (salat) Isya, sudah kayak waktunya saya mengadu."
"Saya lagi bahagia, saya bilang bahagia. Kurang baik, saya bilang kurang baik. Air mata yang gak pernah saya mau keluarkan otomatis nangis sendiri," ucap ayah tiga anak tersebut.
Ruben Onsu merasakan ketenangan tersendiri dalam curahan hatinya setiap kali ibadah. Oleh karena itu, ia tak mau melewatkan kewajibannya tersebut.
"Terkadang ada sesuatu yang tidak bisa kita ucapkan, menjaga ucapan, pikiran yang selalu negatif, akhirnya salat saja. Dengan salat seperti saya manja, cerita hal-hal yang apapun itu," tutur Ruben Onsu.
Kini, kakak Jordy Onsu itu juga tengah fokus dalam persiapan ibadah Umrah. Rencananya, ia akan berangkat ke Tanah Suci pada 28 Agustus mendatang.
"Kalau persiapan khusus enggak ada, cuma saya seminggu dua kali belajar ngajinya supaya pembekalan saya di sana lebih banyak lagi."
"Kalau bisa disana ada bukunya, tetapi kalau bisa, kita sudah bisa hafal atau nggak baca," tandas Ruben Onsu.