TIMESINDONESIA, MALANG – Suasana penuh semangat dan warna-warna budaya memenuhi Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang dalam gelaran Pawai Budaya Festival Merjosarian 2025, Sabtu (12/7/2025).
Kegiatan ini menjadi puncak rangkaian acara bertema “Bertumpu pada Lokalitas, Menuju Merjosari Cerdas Berkualitas”.
Sebanyak 13 RW ikut ambil bagian, menampilkan ragam budaya Nusantara dan representasi enam agama. Pawai budaya ini menjadi simbol kuat dari keberagaman dan harmoni masyarakat Merjosari.
Ketua Pelaksana Festival, Suryo Tri Harjanto, menyampaikan bahwa festival ini sudah digelar sejak 2022 dan terus berkembang.
“Pawai ini bukan sekadar hiburan, tapi juga ajang silaturahmi, pelestarian budaya, dan dukungan untuk UMKM,” kata Suryo.
Anak-anak juga turut memeriahkan acara dengan menampilkan tradisi Sedekah Bumi, sebagai wujud syukur masyarakat kepada Tuhan. (Foto: Abimanyu Satrio Widodo/TIMES Indonesia)
Penampilan budaya lokal seperti bantengan berpadu dengan atraksi adat dari luar daerah, seperti Suku Dayak, Madura, Betawi hingga Bali. Sebagai bentuk toleransi, pawai juga menampilkan perwakilan enam agama, memperkuat semangat kerukunan antarumat beragama.
Kegiatan diawali dengan doa bersama dan sedekah hasil bumi, lalu dilanjutkan penampilan seni dari masing-masing RW. Suasana makin semarak dengan antusiasme warga dan pengunjung yang memadati rute pawai.
Demi kelancaran acara, panitia bekerja sama dengan unsur keamanan seperti TNI, Polri, Linmas, Dishub, dan Satpol PP. Sekitar 100 personel gabungan diturunkan, ditambah 150 anggota Linmas yang berjaga di titik-titik strategis.
“Pengamanan sudah kami koordinasikan dengan matang. Kami juga menyiapkan rute alternatif bagi pengguna jalan,” jelas Aiptu Yosafat Wicaksono, Bhabinkamtibmas Merjosari.
Sejumlah pengendara yang terpaksa berhenti menyaksikan pawai justru mengapresiasi kegiatan ini. “Jarang ada acara budaya se-meriah ini. Semoga Festival Merjosarian bisa digelar setiap tahun,” ujar salah satu pengendara.
Festival Merjosarian tidak hanya menjadi perayaan budaya, tetapi juga bentuk nyata persatuan dalam keberagaman yang mengakar kuat di masyarakat. (*)