TIMESINDONESIA, BLITAR – Sultan Siak Sri Inderapura XIII menjalani upacara pensucian diri di Petirtaan Candi Penataran, Blitar, Jawa Timur, Sabtu (12/7/2025). Prosesi ini dilakukan menjelang pelaksanaan Gotrasawala, Majelis Kerapatan Agung Diraja Nusantara.
Upacara pensucian diri dilakukan oleh DYMM Sri Paduka Sultan Assayyidis Syarif Nazir Abdul Jalil Saifuddin, Sultan Siak Sri Inderapura XIII, dengan menggunakan air dari tujuh sumber mata air yang ada di candi-candi wilayah Blitar.
Prosesi ini berlangsung di kompleks Petirtaan Candi Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar.
Pensucian diri ini merupakan bagian dari rangkaian Gotrasawala, sebuah forum adat tingkat tinggi yang mempertemukan raja, sultan, dan tokoh adat dari berbagai kerajaan Nusantara. Acara ini mengangkat tema Keluhuran Karakter Adat Budaya Bangsa.
Gotrasawala diselenggarakan oleh Majelis Kerapatan Agung Diraja Nusantara, dengan tujuan memperkuat karakter budaya bangsa melalui sabda dan titah diraja.
DYMM Sri Paduka Sultan Assayyidis Syarif Nazir Abdul Jalil Saifuddin, Sultan Siak Sri Inderapura XIII sedang melakukan ritual pembasuhan dengan air dari 7 sumber dari candi candi di wilayah Blitar. (Foto: Ardana Pramayoga/TIMES Indonesia)
Forum ini dipimpin oleh Duli Yang Maha Mulia Sri Paduka Baginda Berdaulat Agung Maharaja Kutai Mulawarman, Prof. Dr. M.S.P.A. Iansyah Rechza FW., Ph.D.
Dalam prosesi tersebut, hadir pula tokoh-tokoh adat dari Padjadjaran, Kedatuan Sriwijaya Besemah, hingga Ramanda Diraja.
Rangkaian kegiatan terdiri dari pembacaan sabda diraja, pembacaan naskah budaya, persembahan tari, hingga penghormatan kepada leluhur dan pahlawan melalui momen mengheningkan cipta.
Menurut Kholam Shiharta, selaku Stage Manager, prosesi ini memerlukan koordinasi yang ketat agar berjalan sesuai dengan adat.
“Tugas kami di panggung bukan sekadar mengatur teknis acara, tapi memastikan setiap detail upacara adat berjalan dengan penuh khidmat dan sesuai tata protokol” ungkapnya saat ditemui di lokasi acara.
Kholam shiharta sebagai stage manager sedang menyiapkan kebutuhan untuk upacara pembasuhan. (Foto: Ardana Pramayoga/TIMES Indonesia)
Forum Gotrasawala juga menjadi ruang silaturahmi budaya antar kerajaan yang masih eksis di Indonesia. Selain merawat warisan tradisi, forum ini juga menjadi sarana diplomasi budaya berbasis adat, yang relevan dalam memperkuat jati diri bangsa di tengah arus modernisasi. (*)
Pewarta: Ardana Pramayoga