6 Makanan dan Minuman yang Sebaiknya Dihindari Pengidap Diabetes
GH News July 13, 2025 06:03 PM
Jakarta -

Hidup dengan diabetes bisa menjadi tantangan, terutama dalam hal mengatur pola makanan. Diabetes adalah kondisi kesehatan kronis yang memengaruhi cara tubuh mengubah makanan menjadi energi.

Kondisi ini ditandai dengan kadar gula darah tinggi, yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti penyakit jantung, kerusakan ginjal, bahkan kerusakan saraf jika tak ditangani dengan cepat.

Mengelola diabetes secara efektif memerlukan pendekatan menyeluruh, termasuk pengaturan pola makan yang cermat. Fokus utama adalah memilih makanan yang membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil. Beberapa jenis makanan dapat berdampak signifikan terhadap pengendalian diabetes, sehingga penting untuk mengetahui mana yang sebaiknya dibatasi atau dihindari.

Selain pengaturan diet, kombinasi pengobatan, perubahan gaya hidup, olahraga teratur, serta pemantauan kadar gula darah secara rutin juga berperan penting dalam pengelolaan diabetes yang optimal. Dikutip dari Healthline dan Cleveland Clinic, berikut penjelasannya.

1. Makanan dengan Gula Tambahan

Membatasi konsumsi gula tambahan dapat membantu menjaga kadar glukosa darah tetap dalam kisaran yang ditargetkan. Contoh makanan dengan gula tambahan termasuk kue panggang seperti cake, kukis, dan pie.

Asosiasi Jantung Amerika (American Heart Association) merekomendasikan untuk membatasi konsumsi gula tambahan sebanyak:

  • 25 gram (setara 6 sendok teh) per hari untuk wanita
  • 36 gram (setara 9 sendok teh) per hari untuk pria

2. Minuman dengan Gula Tambahan

Minuman manis umumnya mengandung sedikit nutrisi tetapi memiliki kadar gula tambahan yang tinggi. Contohnya termasuk soda, kopi dengan rasa (flavored coffee), serta beberapa jenis minuman campuran (mixed drinks).

Membatasi konsumsi minuman ini dapat membantu menurunkan kadar glukosa darah, lemak darah, serta mengurangi risiko terkena penyakit hati berlemak.

"Apa kesamaan kebanyakan soda, punch buah, dan es teh biasa? Minuman-minuman ini biasanya mengandung gula dan kalori tambahan, sementara hanya menawarkan sedikit atau bahkan tidak ada nilai gizi sama sekali," tutur spesialis diabetes Sue Cotey, RN, CDCES dari Cleveland Clinic.

"Latte, cappuccino, dan camilan istimewa lainnya dapat menambah banyak gula, kalori, dan lemak jenuh ke dalam diet harian Anda," kata Andrea Harris, RN, CDCES.

3. Makanan Mengandung Lemak Jenuh

Mengonsumsi lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol dan risiko penyakit jantung. American Diabetes Association merekomendasikan agar tidak lebih dari 10 persen dari total kalori harian berasal dari lemak jenuh.

Beberapa contoh makanan yang mengandung lemak jenuh antara lain, daging dan produk susu berlemak tinggi, hingga kulit ayam.

"Susu murni mengandung banyak kalori, gula, dan lemak jenuh, yang semuanya dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan meningkatkan resistensi insulin," kata Cotey.

Sebaiknya Anda memilih susu rendah kalori dengan kandungan 2 persen, 1 persen, atau (yang terbaik) susu skim," lanjut Cotey.

4. Minuman Alkohol

Jika memiliki diabetes, sebaiknya membatasi atau menghindari konsumsi alkohol, karena alkohol dapat memengaruhi kemampuan hati untuk melepaskan glukosa. Alkohol juga dapat mengganggu kerja beberapa obat diabetes, seperti metformin.

5. Makanan ultra-proses

Kategori ini mencakup makanan yang tinggi gula tambahan, biji-bijian olahan, lemak tidak sehat, pengawet, dan garam.

Makanan ultra-proses juga mengandung bahan-bahan yang biasanya tidak ditambahkan sendiri ke makanan, seperti sirup jagung fruktosa tinggi (high fructose corn syrup). Mengonsumsi jenis makanan ini secara signifikan meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.

6. Makanan yang Digoreng

Makanan yang digoreng, seperti kentang goreng dan ayam goreng, bukanlah pilihan yang sehat. Selama proses penggorengan, makanan ini menyerap banyak lemak, yang berdampak buruk terhadap kadar kolesterol, kesehatan jantung, dan berat badan, terutama bagi yang sedang mengelola diabetes.

"Cobalah memanggang atau membakar makanan Anda," saran Cotey.

"Penggorengan udara yang menggunakan udara panas, bukan minyak, juga merupakan pilihan yang lebih sehat," lanjutnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.