DPRD Jatim Dorong MPLS 2025 Jadi Benteng Karakter Siswa di Tengah Tantangan Zaman
GH News July 14, 2025 08:04 PM

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada tahun ajaran baru 2025 dinilai sebagai momentum strategis yang krusial dalam membentuk karakter generasi muda. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Jawa Timur menegaskan urgensi pemanfaatan MPLS untuk membekali pelajar dengan nilai-nilai moral dan etika yang kokoh, utamanya di tengah kompleksitas tantangan pergaulan bebas yang mengkhawatirkan.

Hal ini disampaikan oleh Dr. H. Puguh Wiji Pamungkas, MM, Anggota DPRD Jatim dari Fraksi PKS agar MPLS tidak lagi diisi dengan kegiatan perpeloncoan yang dinilai tidak relevan.

"Kami mendorong MPLS menjadi ajang penguatan karakter anak-anak. Ini penting sebagai landasan mereka selama bersekolah," tegas Puguh.

Puguh menyoroti perbedaan signifikan tantangan moral yang dihadapi remaja saat ini dibandingkan era 70-80-an. Isu pergaulan bebas, khususnya di kota-kota besar seperti Surabaya, Malang, dan Jember, memerlukan pendekatan kontekstual.

"Anak-anak kita sekarang berada pada fase zaman yang berbeda jauh dengan orang tua mereka. Pendekatannya harus kontekstual. Maka dari itu, MPLS ini jangan lagi diisi dengan perpeloncoan, itu sudah tidak relevan," ujarnya.

Dalam pandangannya, pendidikan karakter harus berakar kuat pada nilai-nilai Pancasila. Butir-butir Pancasila, kata Puguh, telah mengakomodasi semua aspek pendidikan karakter dan harus dikupas tuntas dalam MPLS. Tujuannya agar siswa tidak hanya menerima materi normatif semata, melainkan memahami esensi nilai-nilai kebangsaan.

Anggota dewan ini berharap sekolah-sekolah di Jawa Timur dapat lebih kreatif dalam menyusun materi MPLS. Kurikulum pengenalan lingkungan ini mesti berorientasi pada penguatan mental, spiritual, serta etika sosial pelajar, bukan sekadar pengenalan fisik sekolah atau aktivitas simbolik lainnya.

Puguh juga menekankan tanggung jawab kolektif. Semua pihak, mulai dari guru, kepala sekolah, hingga orang tua, harus memastikan MPLS berjalan tanpa kekerasan, perundungan, atau perpeloncoan.

"Ini bukan zamannya lagi. Kita harus jadi pelindung dan pembina, bukan penekan mental anak-anak," pungkasnya, menyerukan agar lingkungan sekolah menjadi tempat yang aman dan kondusif bagi pertumbuhan karakter siswa. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.