Gunung Cikuray adalah pesona Kabupaten Garut. Dan Hutan lindung Gunung Cikuray adalah habitat beberapa jenis hewan langka.
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Beberapa hari yang lalu ramai, Hutan Lindung Gunung Cikuray rusak karena digunakan sebagai rute off-road. Penyelenggaranya adalah Indonesia Offroad Federation (IOF). Dan ternyata sudah tiga kali penyelenggaraan.
Dan karena itulah, IOF Cabang Garut, sebagaimana dilaporkan oleh Tribun Jabar, akhirnya meminta maaf.
"Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, terutama pada pelaku atau penggiat lingkungan mengenai acara tersebut. Karena acara tersebut telah membawa kerusakan-kerusakan, seperti yang sudah dikatakan oleh dari pihak LPHD Berkah Tani," ujar Ketua Pengurus IOF Cabang Garut Asep Mulyana saat ditemui Tribunjabar.id di kawasan Hampor, Senin (14/7) malam.
Dia bilang, pihaknya bersama LPHD dan seluruh instansi terkait telah melakukan pertemuan dan musyawarah. Dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa pihaknya akan bertanggungjawab untuk merehabilitasi sejumlah kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan tersebut.
"Kenapa hal itu bisa terjadi? Sebetulnya, jalur tersebut sudah beberapa kali dipakai off-road. Hanya saja, ketidaktahuan kami bahwa wilayah tersebut statusnya sudah berubah. Maka, terjadilah hal yang seperti ini," jelas Asep.
Akibatnya ungkap Asep, terjadi kesalahpahaman antara pihaknya dengan LPHD lantaran sejak awal tidak mengetahui perubahan status batas-batas di kawasan tersebut. Ke depan pihaknya akan melakukan kerjasama untuk bersama-sama untuk menjaga kawasan tersebut dengan melakukan rehabilitasi.
"Kami juga mengajak kepada rekan Off-Roader, tolonglah, apabila ada kegiatan-kegiatan di kawasan hutan, pertanyakan terlebih dahulu status kawasan tersebut secara jelas supaya tidak terjadi lagi hal seperti ini," tandasnya.
Off-road itu berlangsung pada Sabtu (12/7/2025) di Blok Pasirkiara, Desa Sukamurni, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat. "Titik yang rusak adalah wilayah yang akan dijadikan wilayah konservasi karena di sana terdapat habitat hewan langka merak hijau," ujar Ketua Lembaga Pengelolaan Hutan Desa (LPHD) Berkah Tani Desa Sukamurni Hendra Anggara.
Dia mengatakan, akibat aktivitas off-road di kawasan hutan Perhutanan Sosial tersebut, menurut Hendra, terdapat sejumlah pelanggaran yang dilakukan. Beberapa di antaranya meliputi pembukaan lahan tanpa izin, penebangan pohon secara ilegal, serta dampak kerusakan lingkungan seperti hilangnya tutupan vegetasi alami, terganggunya keanekaragaman hayati, rusaknya sumber air bersih milik warga.
"Updatenya hari ini kami meminta yang bersangkutan mengklarifikasi secara terbuka," jelasnya. Menurut LPHD Berkah Tani, selain habitat merak jauh, sejumlah ekosistem di Hutan Lindung Gunung Cikuray yang hendak dijadikan kawasan konservasi dan perlindungan terancam akibat adanya acara off-road di sana.
Mengutip Kompas.com, pengertian hutan lindung tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan Pasal 1 yaitu:
"Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, menvegah instrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah."
Tujuan utama hutan lindung adalah sebagai daerah resapan air yang bertanggung jawab atas siklus air dan melindungi fungsi ekologis di dalamnya. Hutan lindung juga dapat dijadikan cadangan lahan agraris untuk mendukung ketahanan pangan negara.
Sempat diusulkan jadi Taman Nasional
Pada 2020 lalu, Komisi IV DPR RI pernah mendorong untuk mengubah status Gunung Burangrang dan Cikuray dari hutang lindung menjadi taman nasional. Ketika itu, Dedi Mulyadi yang masih Wakil Ketua Komisi IV, mengatakan usulan perubahan status dua gunung menjadi taman nasional itu berdasarkan pertimbangan menjaga kelestarian alam dan makhluk hidup di dalamnya.
"Insyaallah Gunung Cikuray dan Burangrang didorong untuk berubah status jadi taman nasional. Pertimbangan-pertimbangan konservasi jauh lebih penting dibanding pertimbangan apa pun. Aspek ekonomi itu bisa didapatkan dari konservasi," kata pria yang sekarang Gubernur Jawa Barat itu, kepada Kompas.com.
Dia menjelaskan, Gunung Burangrang memiliki peran yang kuat dalam menjaga kelestarian alam di sejumlah daerah sekitarnya, yakni Subang, Purwakarta dan Bandung Barat. "Di situ melahirkan banyak aliran air, sungai, udara menjadi terjaga. Selain itu, di dalamnya juga banyak macan tutul," ujar Dedi.
Lalu bagaimana dengan Gunung Cikuray? Menurutnya,Cikuray adalah habitat satwa-satwa yang langka dan dilindungi. Selain untuk menjaga kelestarian alam, Dedi mengatakan, perubahan status dua gunung di Jabar itu bertujuan untuk mencegah perubaan fungsi yang sering dilakukan di daerah yang godaan ekonominya tinggi tanpa mempertimbangkan konservasi.
Ketika itu dia berharap proses perubahan status tersebut segera terealisasi.
Sementara menurut Ketua Forum Komunikasi Kadera Konservasi Indonesia (FK3I) Dedi Kurniawan, area Gunung Cikuray adalah habitat satwa-satwa langka dan dilindungi seperti macan tutul, elang jawa, owa jawa serta merak hijau.
Mengutip Infogarut.id, ada beberapa jenis hutan di wilayah Gunung Cikuray. Jenis pertama adalah hutan dipterokarp bukit. Ini adalah jenis hutan yang berada di ketinggian antara 300 hingga 750 mdpl. Ada juga hutan dipterokapr atas yang lokasinya berada di antara 750 hingga 1200 mpdl. Jenis hutan di Gunung Cikuray selanjutnya adalah hutan montane atau hutan tropis dan hutan ericaceous. Hutan ini terletak di ketinggian 1500 mpdl.
Masih dari sumber yang sama, beberapa jenis flora dan fauna yang sering ditemui di hutan Gunung Cikuray adalah macan tutul, burung haur, burung merah, ular sanca batik, pohon pinus merkusi, pohon akasia, pohon edelwies jawa, cemara gunung, pohon puspa, pohon soro, dan lain sebagainya.
Sejarah Gunung Cikuray dan cerita Bagas si Bagong Ganas
Konon, Gunung Cikuray dulu bernama Gunung Larang Srimanganti atau Srimanganten. Sekitar abad ke-17, di lereng gunung ini menjadi pusat pertapaan para pendeta dan kesusastraan Kerajaan Sunda. Bukti itu bisa kita lacak dari mandala yang masih tersimpan di sebuah cagar budaya Ciburuy di Kecamatan Cigedug.
Salah satu legenda tentang Gunung Cikuray yang familiar di kalangan pendaki adalah legenda Bagas alias Bagong Ganas. Ia adalah makhluk yang disebut sering "mengganggu" para pendaki yang naik ke Gunung Cikuray.
Mengutip Kompas.com, Gunung Cikuray adalah gunung tertinggi keempat di Jawa Barat, terletak di Kabupaten Garut. Sebagaimana gunung yang menjadi destinasi pendakian yang lain, Gunung Cikuray juga menyimpan cerita legendaris.
Bagi para pendaki yang pernah mendaki Gunung Cikuray, nama Bagas mungkin sudah tidak asing lagi. Nama Bagong Ganas adalah pemberian dari para pendaki kepada seekor babi hutan di Gunung Cikuray yang biasa menyambangi camp para pendaki. Bagongadalah bahasa Sunda untuk menyebut babi hutan.
Cerita pertemuan para pendaki dengan Bagas sempat viral di media sosial saat banyak video merekam para pendaki yang terpaksa manjat pohon untuk menghindari Bagas yang datang ke lokasi perkemahan mereka dan mencari makanan dari perbekalan para pendaki.
“Banyak pendaki yang ketemu dengan Bagas memang, sudah jadi cerita biasa di kalangan pendaki,” jelas Agung (32), warga Desa Dayeuh Manggung Kecamatan Cilawu yang biasanya jadi titik awal pendakian dari stasiun pemancar televisi, Selasa (9/3/2021).
Meski begitu, dia bilang, keberadaan Bagassampai sekarang tetap tak menyurutkan niat para pendaki mendaki dan menikmati indahnya Gunung Cikuray. Bahkan, sepengetahuannya, belum pernah ada laporan pendaki yang mengalami luka-luka akibat serangan Bagas.