TRIBUNNEWS.COM - Kedatangan Luka Modric pada bursa transfer musim panas ini menyisakan berbagai makna khususnya bagi AC Milan yang akan menjadi pelabuhan baru bagi karier pemain asal Kroasia tersebut.
Meskipun sudah berusia 39 tahun, kehadiran Luka Modric diyakini membawa angin segar bagi AC Milan.
Apalagi AC Milan tidak perlu mengeluarkan uang sepeserpun untuk merekrut Luka Modric dari Real Madrid.
Alhasil, kedatangan Luka Modric yang berstatus bebas transfer, tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi AC Milan.
Dengan kualitas, pengalaman dan profil elit yang dimiliki Modric, AC Milan seakan merekrut pemain label wah.
Keputusan Luka Modric yang memilih untuk bergabung dengan AC Milan pada musim panas ini tentu layak dipuji.
Hal itu menjadi kode jika Luka Modric masih ingin bersaing di level tertinggi sepak bola Eropa.
Seperti yang diketahui, Liga Italia telah dikenal sebagai salah satu kompetisi dengan sistem pertahanan terbaik.
Dengan berkompetisi di Liga Italia, pertanda Luka Modric mendapat tuntutan menjadi pemain pembeda di AC Milan.
Ditambah, posisi dan nomor punggung yang dikenakan Luka Modric di AC Milan, menggantikan sosok Tijjani Reijnders yang musim lalu menjadi bintang utama AC Milan, maka tantangan kian menarik.
Keputusan Luka Modric yang memilih bergabung AC Milan ketimbang tim lain, juga mengandung makna lain.
Salah satunya menyoal nama besar AC Milan sebagai klub bersejarah di Eropa, yang belum sepenuhnya redup.
Ya, dapat dikatakan nama besar AC Milan memang sudah tidak sebesar pada dua atau tiga dekade yang lalu.
Hal itu dibuktikan dengan capaian prestasi AC Milan yang tidak sementereng zaman dulu khususnya di Eropa.
Pada musim depan saja, tim sekelas AC Milan sudah dipastikan tidak akan berlaga di kompetisi Eropa apapun.
Fakta pilu tersebut jelas menjadi efek domino dari penampilan kurang konsisten AC Milan pada musim lalu.
Meskipun sempat mampu menggondol satu trofi lewat gelar Piala Super Italia, penampilan AC Milan masih jauh dari kata mengesankan jika dilihat secara utuh.
Hanya bisa menyelesaikan musim di peringkat kedelapan klasemen Liga Italia, setelah menderita 11 kekalahan.
Lalu tersingkir tragis di play-off 16 besar Liga Champions dan puncaknya gagal juara setelah kalah di Coppa Italia.
Benar-benar membuat AC Milan menjalani musim sangat berantakan bersama dua pelatih berbeda musim lalu.
Hingga pada akhirnya, AC Milan gagal mengamankan satupun tiket berkompetisi di Eropa musim depan.
Absennya AC Milan di kompetisi Eropa, secara tidak langsung menjadi aib bagi tim seperti Rossoneri.
Tidak bermain di Eropa, seakan membuat harga diri dan berbagai kerugian materiil langsung dirasakan AC Milan.
Hal itu jelas menjadi pukulan AC Milan di tengah perjuangannya untuk bersaing di level teratas sepak bola Eropa.
Pemain berlabel bintang seperti Tijjani Reijnders hingga Theo Hernandez pun diketahui telah pergi musim panas ini.
Bukan tidak mungkin, ada pemain bintang AC Milan lainnya yang bakal mengambil langkah serupa, lantaran Rossoneri tidak bermain di kompetisi Eropa musim depan.
Namun nyatanya, hal itu tidak berlaku bagi Luka Modric yang pernah memenangkan Ballon dOr tahun 2018.
Kedatangan Luka Modric seakan menjadi bukti bahwa nama besar AC Milan belum sepenuhnya pudar atau redup.
Pemain asal Kroasia itupun mengakui sangat senang bisa bergabung dengan tim penuh sejarah seperti AC Milan.
"Saya sangat senang berada di sini, tantangan besar menanti saya," ungkap Modric dalam keterangan singkatnya ke media, sebagaimana dikutip Sempre Milan.
"Sekali lagi saya senang berada di sini, saya siap memulai babak baru dalam karier saya, salam hangat untuk semuanya,"
"Forza Milan. Kenapa Milan? Karena tim ini adalah tim yang hebat," tukasnya.
Di bawah komando pelatih Allegri, layak untuk menanti seperti apa peran Modric dalam kebangkitan AC Milan?
(Dwi Setiawan)