Grid.ID- Inilahciri-ciri calon suami idaman menurut Islam, agar pernikahan yang dibangun sakinah, mawaddah, dan rahmah.
Dalam Islam, pernikahan bukan hanya ikatan cinta, melainkan juga perjanjian agung yang penuh tanggung jawab. Seorang calon suami idaman bukanlah yang sekadar menawan secara fisik atau mapan secara materi.
Ia harus mampu menjadi pemimpin, pelindung, dan pembimbing dalam bahtera rumah tangga. Islam memberikan panduan jelas tentang karakteristik laki-laki yang layak dijadikan imam keluarga.
Dikutip dari Nu.co.id, Rabu (16/7/2025), berikut ciri-ciri calon suami idaman menurut Islam, yang bisa menjadi pedoman dalam memilih pasangan untuk membangun pernikahan yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Apa saja?
1. Taat Beragama dan Menjaga Akhlak
Ciri pertama dan paling utama dalam memilih calon suami menurut Islam adalah ketakwaannya kepada Allah. Suami idaman bukan hanya menjalankan shalat lima waktu, tapi juga menjadikan agama sebagai fondasi dalam setiap aspek kehidupannya.
Ia akan menafkahi keluarganya dari sumber yang halal dan menjauhi yang haram. Ia tak hanya menjaga ibadah vertikal kepada Allah, tetapi juga memuliakan hubungan horizontal dengan manusia, termasuk istri dan anak-anaknya.
Rasulullah SAW menekankan bahwa laki-laki yang layak dinikahi adalah yang baik agamanya dan akhlaknya. Ini karena iman tanpa akhlak bisa menjadi keras dan kaku. Suami idaman berbicara lembut, memperlakukan istri dengan kasih sayang, dan menjaga kehormatan rumah tangga sebagaimana perintah Allah dalam QS An-Nisa ayat 19: “Pergaulilah mereka dengan cara yang patut.”
2. Memahami Ilmu Parenting dan Bertanggung Jawab
Suami idaman tidak cukup hanya menjadi pencari nafkah. Ia juga harus memahami dasar-dasar parenting, ilmu tentang bagaimana mendidik anak agar tumbuh optimal secara fisik, emosional, dan spiritual. Islam menjadikan ayah sebagai pendidik utama anak-anak. Contoh terbaik dalam hal ini adalah Luqman al-Hakim yang mendidik anaknya dengan nasihat bijak dan penuh cinta kasih.
Seorang calon suami yang paham parenting akan mampu menjadi figur ayah yang adil, sabar, dan inspiratif. Ia tak hanya memerintah, tapi memberi teladan. Ia juga akan mampu menciptakan rumah tangga yang tidak hanya harmonis, tetapi juga mendidik anak-anak menjadi insan yang saleh dan berakhlak mulia.
Ustaz Adi Hidayat menerangkan, dalam surat An-Nisa ayat 34 dikatakan bahwa tugas laki-laki dalam keluarga adalah sebagai pelindung. Jadi,suami itu ibarat matahari, pemberi arah dan energi.
Sementara istri seperti rembulan, memancarkan keindahan yang harus dijaga dan dilindungi. Suami harus menjadi pemimpin yang menuntun, bukan yang menekan.
3. Memiliki Akhlak dan Karakter yang Luhur
Pernikahan dalam Islam membutuhkan pasangan yang tak hanya beriman, tapi juga berakhlak baik. Rasulullah SAW dalam hadisnya mengatakan bahwa jika datang seorang laki-laki yang baik agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah dia. Suami idaman adalah yang sabar, rendah hati, tidak cepat marah, dan menghargai perasaan istri.
Karakter seperti ini akan menjaga rumah tangga dari konflik yang tidak perlu. Ia tahu kapan harus bersikap tegas, dan kapan harus menjadi pendengar yang baik. Dengan karakter baik, seorang suami bisa menjadi pemimpin sekaligus sahabat terbaik dalam pernikahan.
4. Memiliki Emosi yang Stabil dan Dewasa
Dalam hidup berumah tangga, perbedaan pendapat adalah hal yang wajar. Namun, bagaimana mengelolanya sangat bergantung pada kedewasaan dan kestabilan emosi suami. Suami idaman dalam Islam adalah yang mampu menahan amarah, tidak bersikap kasar, dan menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.
Sebagaimana nasihat Imam Hasan al-Bashri, pilihlah laki-laki yang bertakwa. Jika mencintaimu, ia akan memuliakanmu. Jika suatu saat tidak menyukaimu, ia tidak akan menzalimimu. Inilah wujud kedewasaan emosional yang menjadikan suami sebagai tempat aman bagi istrinya.
5. Memiliki Pandangan Jangka Panjang
Seorang suami idaman adalah yang berpikir jauh ke depan, tidak hanya untuk dirinya, tapi untuk kesejahteraan seluruh keluarga. Ia memiliki visi yang jelas tentang pendidikan anak, keuangan keluarga, dan masa depan rumah tangganya. Ia menghindari keputusan impulsif yang bisa merugikan keluarga dan lebih memilih mengambil langkah strategis demi kemaslahatan.
Sebagaimana dijelaskan dalam QS An-Nisa ayat 9, seorang laki-laki hendaknya memikirkan kondisi anak keturunannya bila ia wafat. Pandangan maslahat ini menjadikan suami sebagai pengayom dan pemimpin yang adil dalam pernikahan.
6. Memperlakukan Istri dengan Adil dan Penuh Cinta
Islam melarang suami berlaku kasar dan menempatkan istri sebagai makhluk yang lebih rendah. Suami idaman tidak bersikap otoriter, melainkan memperlakukan istrinya sebagai mitra sejajar. Ia mendukung istri untuk berkembang, memberikan ruang untuk berdiskusi, serta tidak pernah meremehkan peran dan potensi istri.
Menurut Hujjatul Islam Al-Ghazali, suami yang baik adalah yang berbicara dengan lembut, tidak mudah menyalahkan, dan memperlakukan istrinya dengan cinta. Ia juga tidak pelit dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga, dan senantiasa memuliakan keluarga istrinya.
Dikutip dari Sripoku, Ustaz Adi Hidayat menambah bahwa suami yang baik adalah yang tidak memperlakukan istri dengan buruk. Istri adalah titipan Allah, maka suami dilarang bersikap buruk kepada istri, sebagaimana dijelaskan dalam QS An-Nisa ayat 19. Menurut beliau, suami yang baik adalah yang menjaga sikap, karena akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah atas istrinya.
7. Mampu Mengelola Keuangan Rumah Tangga
Menurut Ustaz Adi Hidayat, mencari nafkah juga adalah kewajiban laki-laki. Namun, suami yang ideal bukan hanya rajin bekerja, tetapi juga paham cara mengelola uang.
Suami idaman tidak boros, tidak pelit, dan bisa merencanakan keuangan jangka panjang. Ia melibatkan istri dalam pengambilan keputusan finansial dan menjaga transparansi dalam pengeluaran rumah tangga.
Pengelolaan keuangan yang baik menciptakan kestabilan dalam pernikahan. Suami yang bijak secara finansial tidak akan membuat keluarganya terjebak dalam utang atau krisis ekonomi, karena ia tahu prioritas dan mampu mengatur pengeluaran sesuai kemampuan.
Dalam Islam, calon suami idaman bukanlah yang sempurna, tetapi yang senantiasa berusaha memperbaiki diri. Ia menjadikan agama sebagai pedoman, akhlak sebagai identitas, dan keluarganya sebagai amanah yang harus dijaga dengan cinta dan tanggung jawab.
Membangun pernikahan sakinah, mawaddah, dan rahmah bukan perkara mudah, namun dengan memilih pasangan yang tepat berdasarkan ajaran Islam, langkah itu bisa dimulai dengan kokoh. Sebab, suami yang baik bukan hanya pendamping hidup, tetapi juga pembimbing jalan menuju surga.