Pada saat KKN dilaksanakan, di situlah ilmu yang dipelajari di kampus benar-benar bertemu dengan kebutuhan nyata masyarakat

Padang (ANTARA) - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat (Sumbar) mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mengonsumsi pangan lokal demi mencegah tengkes (stunting) di Kabupaten Solok Selatan.

"Di lapangan kami melihat masalah stunting cukup mengkhawatirkan. Oleh karena itu, pendekatan yang kami lakukan bersifat realistis dan berbasis pada sumber pangan lokal yang tersedia," kata dosen pembimbing lapangan KKN Reguler II Unand Eli Ratni di Kota Padang, Rabu.

Unand melaksanakan KKN Reguler II di Nagari Sako Selatan Pasia Talang Kabupaten Solok Selatan terhitung 7 Juli hingga 18 Agustus 2025. Program tahunan ini diharapkan dapat membantu masyarakat menyelesaikan beragam permasalahan.

Sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa perguruan tinggi tertua di luar Pulau Jawa itu memfokuskan penanganan tengkes atau stunting. Sebab, merujuk data posyandu setempat per Juni 2024 tercatat ada sebanyak 47 anak yang mengalami stunting.

"Dalam implementasinya mahasiswa dari berbagai lintas disiplin ilmu melakukan penyuluhan secara langsung ke rumah-rumah warga, posyandu hingga kelompok pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga -PKK-," kata Eli.

Para mahasiswa mengedukasi pentingnya mengonsumsi protein hewani dengan menekankan pemanfaatan pangan lokal seperti telur, ikan, ayam, daging, dan susu yang masih tergolong mudah didapatkan masyarakat.

"Kami ingin mengubah pola pikir keluarga bahwa susu bukanlah minuman mewah, tapi asupan harian yang penting bagi pertumbuhan anak," ujarnya.

Sebab, sambung dia, susu mengandung atau kaya dengan protein hewani yang mempunyai peran besar dalam membantu pertumbuhan anak mencapai berat dan tinggi badan ideal sesuai usianya.

Ia juga mengatakan, penanganan tengkes di Kabupaten Solok Selatan atau tepatnya di Nagari Sako Selatan Pasia Talang itu sekaligus dalam upaya mendukung program pemerintah menurunkan angka stunting nasional di bawah 14 persen.

Selain fokus pada aspek kesehatan, KKN Unand juga fokus pada penguatan Desa Cinta Statistik atau yang lebih dikenal dengan Desa Cantik. Program ini membantu perangkat nagari (desa) dalam memperkuat sistem informasi berbasis data.

Para mahasiswa mendampingi langsung pemutakhiran peta wilayah berbasis geographic information system, pengelolaan data kependudukan hingga pengembangan website nagari.

"Data adalah senjata pembangunan. Dengan data yang baik, intervensi stunting dan implementasi program pembangunan lainnya bisa tepat sasaran," ucapnya.

Ia menambahkan, pelaksanaan KKN menjadi bukti nyata kontribusi perguruan tinggi dalam menjawab kebutuhan masyarakat. Sebab, KKN bukan sekadar agenda tahunan akademik namun juga wujud pengabdian kepada masyarakat secara langsung.

"Pada saat KKN dilaksanakan, di situlah ilmu yang dipelajari di kampus benar-benar bertemu dengan kebutuhan nyata masyarakat," ujarnya.