Jakarta (ANTARA) - Yayasan Kembara Nusa bersama aplikasi telemedicine yang fokus pada kesehatan gigi dan mulut, GIGI.ID, bersinergi memberikan layanan kesehatan gigi dan mulut bagi masyarakat di Desa Senaru, Lombok Utara, pada 16-20 Juli 2025.
Kegiatan yang didukung oleh PT Permodalan Nasional Madani (PNM) itu ditujukan untuk masyarakat yang selama ini menghadapi keterbatasan akses layanan medis, khususnya di bidang kesehatan gigi. Melibatkan puluhan tenaga medis dan relawan, program tersebut akan memberikan layanan pengobatan, edukasi, serta pelatihan berbasis teknologi teledentistry untuk menjawab tantangan kesehatan di wilayah dengan kondisi geografis sulit dijangkau.
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi dalam keterangan di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa pihaknya percaya bahwa pemberdayaan masyarakat harus mencakup seluruh aspek yang mendukung kualitas hidup. Kesehatan gigi yang baik, terutama bagi ibu dan anak, adalah bagian penting dari upaya menciptakan keluarga yang lebih sehat dan mandiri.
"Melihat anak-anak tumbuh sehat dan ceria adalah kebahagiaan tersendiri bagi kami. Karena itu, peran PNM tidak hanya terbatas pada pembiayaan, tapi juga menyentuh tanggung jawab sosial yang lebih luas, termasuk kesehatan gigi yang kerap terabaikan, padahal sangat menentukan kualitas hidup dalam jangka panjang. Kami berharap, upaya kecil ini bisa menjadi langkah awal menuju kesadaran dan kepedulian yang lebih besar terhadap kesehatan keluarga, terutama di kalangan masyarakat prasejahtera,” ujar Arief.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2024, jumlah tenaga kesehatan gigi di Kabupaten Lombok Utara hanya 13 orang. Jumlah itu sangat terbatas jika dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat, terutama di desa-desa pegunungan seperti Senaru yang belum memiliki fasilitas kesehatan gigi memadai.
Kegiatan bakti sosial itu diharapkan dapat menjembatani kesenjangan tersebut, sekaligus menjadi pengingat pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mendapatkan pelayanan kesehatan gigi bagi masyarakat di wilayah-wilayah dengan tantangan geografis dan infrastruktur kesehatan yang belum merata.
Kegiatan ini merupakan program ketujuh dari Kembara Nusa, organisasi nirlaba yang menghimpun relawan dokter gigi dan tenaga kesehatan untuk mengabdi ke pelosok-pelosok Indonesia. Tahun ini, lebih dari 25 dokter gigi dan puluhan relawan non-medis akan terjun langsung selama dua hari di Desa Senaru untuk melakukan pemeriksaan, penambalan, pencabutan, serta edukasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi sejak dini.
"Kesehatan gigi dan mulut bukan hanya soal estetika, tapi sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup masyarakat. Melalui kegiatan ini, kami ingin memastikan warga di pelosok seperti Lombok Utara bisa mendapatkan layanan medis dasar yang setara," ujar drg. Stella Valentina, Sp. Ort. selaku Koordinator Pelaksana Kegiatan.
Selain layanan pengobatan langsung, kegiatan tersebut juga mencakup sesi penyuluhan dan pelatihan penggunaan teknologi teledentistry yang dikembangkan oleh GIGI.ID. Aplikasi itu memungkinkan akses konsultasi gigi jarak jauh, bahkan di daerah yang belum memiliki dokter gigi tetap. Anak-anak sekolah dasar di Desa Senaru juga akan menerima bantuan berupa sikat dan pasta gigi sebagai bagian dari kampanye edukatif bertajuk Sejuta Senyum Indonesia.
"Kami percaya bahwa teknologi harus bisa diakses dan berdampak, termasuk untuk masyarakat di wilayah dengan akses terbatas. Melalui teledentistry, GIGI.ID ingin menghadirkan solusi jangka panjang yang dapat menjembatani keterbatasan infrastruktur kesehatan. Kolaborasi bersama Kembara Nusa ini adalah langkah nyata agar layanan gigi yang promotif dan preventif bisa dirasakan lebih merata," kata perwakilan GIGI.ID dr. Armelia Sari, M.Kes., PBO.
Kehadiran teknologi dalam program tersebut tidak hanya menjadi solusi jangka pendek, tetapi juga bagian dari pendekatan berkelanjutan yang diusung oleh Kembara Nusa dan para mitra. Dengan melibatkan masyarakat lokal dan mengedukasi generasi muda tentang pentingnya kesehatan gigi, program itu diharapkan dapat menciptakan efek berantai yang positif, seperti mendorong kebiasaan hidup sehat dan memperkuat kapasitas komunitas dalam menjaga kesehatan masyarakat.