Fatimah Azzahra berhasil memenuhi pesan almarhum ayah untuk berkuliah di UGM. Perempuan asal Pasaman, Sumatera Barat, itu akan memulai perkuliahannya tahun ini di Fakultas Kedokteran Hewan UGM (FKH UGM).
AyahZahra baru menutup usia sebulan yang lalu. Sementara ibunya telah meninggal sejak Zahra SMA. Latar belakang orang tua yang menekankan pentingnya pendidikan menjadi semangatZahra untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
"Orang tua saya selalu bilang, pendidikan itu yang utama. Bahkan sampai keluarga besar pun berpesan ke kakak saya: jangan gunakan tabungan orang tua untuk hal lain sebelum pendidikan Zahra selesai," ungkap Zahra dalam laman UGM dikutip Rabu (16/7/2025.)
Minat Zahra terhadap dunia kedokteran hewan tidak datang tiba-tiba. Ibunya, yang pernah menjadi mantri hewan, menjadi inspirasinya. Meski Zahra mengaku tidak terlalu menyukai memelihara hewan, ketertarikannya untuk memahami dan mempelajari hewan tumbuh seiring berjalannya waktu.
"Minat saya terhadap kedokteran hewan dipengaruhi oleh kakak kedua saya yang juga kuliah di jurusan yang sama, meskipun di universitas berbeda. Selain itu, ibu saya dulunya adalah seorang mantri hewan yang menangani hewan ternak. Jadi, mungkin minat ini memang sudah menurun secara tidak langsung," katanya.
Kenangan Terakhir dengan Ayah
Pengumuman kelulusan Zahra masih ia ingat sampai sekarang. Waktu itu, Zahra sedang berada di tepi pantai bersama keluarganya.
"Saya awalnya mau buka sendiri. Tapi kakak saya bilang, 'Buka bareng-bareng aja. Apapun hasilnya, kami tetap support.' Waktu lihat saya lulus di pilihan pertama, FKH UGM, kami semua langsung menangis. Bahkan kakak saya lebih dulu menangis daripada saya," kenangnya.
Ayah Zahra yang masih hidup saat itu langsung memeluk dan mengucapkan rasa bangganya. Momen tersebut menjadi salah satu kenangan terakhir yang begitu membekas bagi Zahra.
Berhasil Kuliah Tanpa Biaya
Kehilangan orang tua secara berurutan tentu menjadi cobaan berat baginya. Namun, di tengah situasi tersebut, Zahra mengaku bersyukur saat mendapatkan pengumuman subsidi UKT 100% dari UGM.
"Rasanya luar biasa ketika tahu dapatUKT gratis, kalaupun saya tetap harus membayarUKT golongan satu, mungkin saya tetap berpikir ulang apakah akan melanjutkan kuliah. Karena kondisi keluarga yang tidak menentu, saya benar-benar takut jika harus membayarUKT penuh. Jadi ketika tahu dapat subsidi, saya sangat bersyukur, seperti beban saya terangkat. Ini adalah rezeki yang sangat besar," kataZahra.
Kakak pertama Zahra, Sylvie juga bersyukur dengan adanya subsidi UKT ini. Karena kedua orangtuanya sudah meninggal dunia, ia merasa tanggung jawabnya sebagai kakak pertama semakin berat.
"Saat Zahra dapat UKT 0 itu lega sekali. Soalnya adik-adik kan juga ini dua orang kuliah semua, jadi otomatis tanggung jawab ke saya semua. Setelah dapat pengumuman UKT 0 itu, Alhamdulillah kami bersyukur sekali," ungkapnya.
Saat ini Zahra sedang menyiapkan diri untuk memulai perkuliahan. Ia ingin menjadi pribadi yang menyenangkan supaya ketika sudah memasuki perkuliahan, ia dapat berteman dengan baik dan bisa aktif untuk mengikuti kegiatan mahasiswa.
Zahra berpesan kepada teman-teman yang merasa terhalang oleh kondisi ekonomi atau berasal dari daerah yang sulit mengakses pendidikan tinggi jika selama mempunyai tekad dan impian yang sungguh-sungguh, Tuhan pasti akan memberikan jalan.
"Saya bahkan tidak pernah menyangka, sehari sebelum daftar ulang ayah saya meninggal dunia. Saya sempat bingung, tapi ternyata selalu ada jalan. Jadi jangan pernah menyerah. Terus berusaha dan berdoa," katanya.