Ternyata Jenis Olahraga Ini Bisa Perpanjang Umur, Cegah Sakit Jantung-Kanker
GH News July 17, 2025 09:03 AM
Jakarta -

Olahraga rutin yang meningkatkan detak jantung dan laju pernapasan bisa mengurangi risiko kematian dini akibat penyakit apapun termasuk masalah jantung hingga 40 persen, menurut sebuah meta-analysis dari 85 studi yang melibatkan 7 juta orang di seluruh dunia.

"Aktivitas fisik mungkin lebih penting untuk kesehatan jangka panjang daripada yang kita duga sebelumnya," kata Gregore Mielke, salah satu penulis studi dan dosen senior di School of Public Health, University of Queensland, Brisbane, Australia, melalui email.

Usia tampaknya tidak berpengaruh. Orang yang mulai berolahraga di usia tua juga dapat meningkatkan harapan hidup mereka, demikian penjelasan Ruyi Yu, mahasiswa doktoral di bidang kesehatan masyarakat di University of Brisbane.

Faktanya, dampak positif dari peningkatan aktivitas fisik sering kali lebih kuat pada lansia. Mengurangi risiko kematian awal hingga 10 sampai 15 persen.

"Ini menegaskan bahwa tidak pernah ada kata terlambat untuk mulai aktif secara fisik, dan memulai kapan saja di masa dewasa masih dapat menghasilkan hidup yang lebih panjang dan sehat," kata Mielke, dikutip dari CNN.

Hasil tersebut sebenarnya tidak mengejutkan lantaran aktivitas fisik adalah kunci nomor satu kesehatan, sebut dr Andrew Freeman, direktur pencegahan penyakit jantung dan kebugaran di National Jewish Health, Denver, yang tidak terlibat dalam studi ini.

"Olahraga benar-benar menurunkan risiko dengan cara yang tidak bisa dicapai dengan obat-obatan. Ini luar biasa," kata Freeman.

"Saya selalu bilang ke pasien saya bahwa aktivitas fisik adalah benar-benar kunci awet muda."

Harus Seberapa Sering?

Studi yang diterbitkan Kamis lalu di British Journal of Sports Medicine ini adalah analisis paling komprehensif yang pernah dilakukan mengenai aktivitas fisik sejak masa dewasa awal.

"Yang membedakan studi ini adalah analisis terhadap penelitian yang memantau aktivitas fisik dalam beberapa titik waktu," jelasnya. "Ini memungkinkan kami mempelajari pola jangka panjang, seperti tetap aktif, mulai aktif di kemudian hari, atau berhenti berolahraga dan bagaimana pola tersebut memengaruhi risiko kematian."

Meskipun pedoman olahraga berbeda-beda di tiap negara, meta-analysis ini mengacu pada rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni setidaknya 150 sampai 300 menit aktivitas aerobik intensitas sedang atau 75 sampai 150 menit aktivitas aerobik intensitas tinggi, bisa juga dikombinasi, selama sepekan.

Olahraga intensitas tinggi seperti jogging atau jalan cepat akan secara signifikan meningkatkan detak jantung, bahkan bisa membuat berkeringat hanya dalam beberapa menit, menurut Mayo Clinic.

Jenis Olahraga untuk Jantung-Kanker

Olahraga aerobik teratur paling bermanfaat untuk penyakit jantung, penyebab kematian nomor satu di dunia. Dibandingkan dengan mereka yang sedikit atau tidak aktif sama sekali, orang yang paling aktif berolahraga memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung sekitar 40 persen lebih rendah. Risiko kematian akibat kanker juga turun sebesar 25 persen.

Manfaat paling besar terhadap umur panjang diperoleh saat seseorang berolahraga secara moderat minimal 300 menit per minggu, kata Yu. "Melakukan lebih dari itu tampaknya tidak memberikan manfaat tambahan yang signifikan untuk umur panjang."

Bahkan mereka yang sebelumnya tidak aktif dan mulai berolahraga secara konsisten mengalami manfaat penurunan risiko kematian dini sebesar 22 persen.

Orang yang melakukan aktivitas fisik di waktu senggang juga mengalami penurunan risiko sebesar 27 persen.

Sayangnya, mereka yang berhenti berolahraga tampaknya kehilangan manfaat umur panjang, risiko kematian dini mereka menjadi mirip dengan mereka yang tidak pernah aktif.

"Hasil ini menarik karena menimbulkan pertanyaan penting: apakah manfaat dari aktivitas fisik di masa lalu tetap bertahan jika seseorang berhenti aktif?" kata Yu.

"Penelitian lebih lanjut jelas dibutuhkan untuk menjawab ini."

Cara Memulai Lebih Aktif: Perbanyak Jalan Cepat

Beberapa orang mungkin merasa kesulitan mengubah kebiasaan dan menjadi lebih aktif.

Para pakar menyarankan untuk memulai secara perlahan dan hanya setelah berkonsultasi dengan dokter. Cara simpel yang efektif adalah memperbanyak berjalan cepat, minimal 30 menit sehari.

Setelahnya, bisa menambahkan latihan kekuatan untuk meningkatkan intensitas olahraga.

"Ketika saya menyarankan orang untuk berjalan, bersepeda, berenang, atau joging, saya biasanya merekomendasikan agar mereka juga menambahkan latihan kekuatan," ujar Freeman.

"Bawa beban tangan, gunakan tas punggung berbobot, bersepeda di tanjakan, atau gunakan sirip tangan saat berenang agar ada resistensi di dalam air. Lakukan apa pun yang bisa menggabungkan kardio dengan latihan kekuatan."

Saksikan Live DetikPagi:

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.