Jakarta (ANTARA) - PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) mengembangkan tiga teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dirancang untuk mentransformasi sistem layanan dan operasional agar efisien, dan responsif terhadap kebutuhan penumpang.
“Teknologi ini akan menjadi fondasi penting menuju transportasi publik masa depan yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan,” kata Direktur Sistem Teknologi Informasi dan Pelayanan Transjakarta, Raditya Maulana Rusdi di Jakarta, Kamis.
Tiga teknologi AI yang sedang dikembangkan yakni AI Agent berbasis generative AI yang mampu berinteraksi langsung dengan pelanggan secara natural melalui chatbot dan text-to-speech (teks ke suara).
"Agent ini tidak sekadar menjawab pertanyaan, tapi didesain menjadi agentic AI mampu memahami konteks, mengambil keputusan, dan memberikan informasi secara aktif untuk kebutuhan seperti info rute, bus datang, atau barang hilang," jelas Raditya.
Teknologi kedua, yakni penglihatan mesin untuk operasional yang memanfaatkan computer vision dari aliran data CCTV untuk mendeteksi jumlah pelanggan di halte, memantau pergerakan armada, serta mendukung efisiensi operasional berbasis data.
Raditya mengatakan, sebagai bagian dari sistem keselamatan, Transjakarta juga telah mulai menerapkan Driver Monitoring System (DMS) yang mendeteksi perilaku pengemudi secara real-time untuk memastikan standar keamanan tinggi.
Teknologi ketiga yakni recommendation engine yakni sistem yang dirancang untuk menganalisis big data layanan dan pola perjalanan penumpang guna memberikan rekomendasi strategis. Ini mulai dari usulan rute baru, peningkatan frekuensi armada, hingga potensi kemitraan berbasis data.
Raditya menyampaikan inisiatif pengembangan AI merupakan bagian dari roadmap besar digitalisasi Transjakarta yang menempatkan teknologi sebagai penggerak utama evolusi layanan transportasi publik.
Selain aspek teknologi, transformasi ini juga menyasar perubahan pola pikir dan kemampuan internal.
“Kami percaya adopsi AI tidak hanya soal sistem, tapi juga kesiapan manusia di dalamnya. Kami sedang membentuk budaya kerja baru, di mana seluruh SDM memahami peran data dan AI dalam menciptakan layanan publik yang jauh lebih baik,” katanya.