Jakarta (ANTARA) -

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melalui Suku Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kepulauan Seribu memasang alat pemantau udara di empat pulau berpenduduk untuk memantau kualitas udara di daerah itu.

“Kami terus memperkuat pengawasan kualitas udara di wilayah Kepulauan Seribu, dengan memasang alat pemantau udara ambien di empat pulau berpenduduk,” kata Kepala Seksi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu Sri Hayyu di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan empat lokasi yang menjadi titik pengukuran mencerminkan karakter aktivitas khas wilayah masing-masing. Mulai dari aktivitas transportasi di Pulau Tidung, industri di Pulau Kelapa, permukiman padat di Pulau Panggang dan pusat pemerintahan di Pulau Pramuka.

“Pengukuran ini penting sebagai data dasar untuk menilai dampak aktivitas lokal terhadap kualitas udara. Meskipun, Kepulauan Seribu dikenal memiliki udara yang relatif bersih, pemantauan tetap harus dilakukan secara rutin dan ilmiah,” kata dia.

Ia mengatakan alat yang dipasang merupakan “passive sampler” untuk parameter gas pencemar utama yaitu nitrogen dioksida dan sulfur dioksida. Masing-masing lima unit per parameter, lengkap dengan shelter dan satu blangko sebagai kontrol.

"Perangkat ini dikirimkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup melalui Direktorat Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara," kata dia.

Nantinya, setelah alat terpasang selama empat belas hari, sampel udara akan dikirim ke laboratorium yang telah ditunjuk untuk dianalisis dan hasil uji diperkirakan keluar dalam satu hingga dua bulan.

“Sementara itu, Tahap II pengukuran kualitas udara di Kepulauan Seribu dijadwalkan berlangsung pada September 2025,” kata dia.

Data dari dua tahap pengukuran ini akan dihimpun sebagai dasar perhitungan Indeks Kualitas Udara (IKU) yang menjadi bagian dari Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) DKI Jakarta.

Pada 2024, Kepulauan Seribu mencatat nilai IKU tertinggi di Jakarta yakni 92,83 dari skala 100 menandakan kualitas udara yang sangat baik dibanding lima kota administrasi lainnya.

Meski metode "passive sampler" memerlukan waktu analisis laboratorium, namun masyarakat tetap dapat memantau kondisi udara secara real-time melalui Stasiun Pemantau Kualitas Udara Ambien (SPKU) milik Pemprov DKI Jakarta.

Saat ini, SPKU reference grade berada di Pulau Panggang, dan "low-cost" sensor tersedia di Pulau Pramuka. Informasi kualitas udara dapat diakses melalui situs udara.jakarta.go.id atau aplikasi JAKI," kata dia.