Terungkap Lewat Studi, Bengong Ternyata Punya Manfaat untuk Otak
GH News July 18, 2025 06:05 PM
Jakarta -

Pernahkah tiba-tiba bengong ketika melakukan suatu aktivitas? Penelitian terbaru menemukan, bengong atau melamun mungkin saja memiliki manfaat besar untuk otak.

Para ilmuwan di Howard Hughes Medical Institute (HHMI) melakukan 89 perekaman neuron dari 19 populasi tikus yang telah dikembang biakkan secara khusus. Mereka menemukan, ketika otak tidak terlibat dalam tugas atau tujuan tertentu, otak masih mempelajari informasi yang berharga.

"Para ahli teori telah lama berpendapat bahwa otak mungkin menggunakan unsupervised learning (pembelajaran tanpa pengawasan)," kata penulis studi Lin Zhong, dikutip dari IFL, Jumat (18/7/2025).

"Bahkan ketika Anda sedang melamun atau hanya berjalan tanpa tujuan, atau merasa tidak sedang melakukan sesuatu yang sulit atau penting, otakmu kemungkinan besar tetap bekerja keras untuk mengingat di mana Anda berada, mengatur dunia di sekitar Anda. Ini agar ketika Anda tidak lagi melamun atau saat Anda benar-benar perlu melakukan sesuatu dan fokus, Anda siap memberikan yang terbaik," sambung peneliti.

Dalam eksperimen tersebut, mereka menggunakan lingkungan virtual reality pada tikus. Lingkungan virtual itu terdiri dari koridor dengan berbagai tekstur untuk meniru kondisi dunia nyata. Sebagian tekstur dikaitkan dengan hadiah, sementara yang lainnya tidak.

Tikus-tikus dibiarkan menjelajahi dunia virtual selama beberapa minggu, sementara peneliti merekam aktivitas neuron otak. Saat tikus mulai memahami aturan dan sistem hadiah, para peneliti juga melakukan beberapa penyesuaian untuk menjaga agar lingkungan tetap menarik.

Tikus-tikus itu menunjukkan tanda-tanda adanya neural plasticity (plastisitas saraf) di korteks visual mereka. Ini adalah kemampuan luar biasa otak untuk membentuk ulang koneksi antar-neuron sepanjang hidup, sebagai respons terhadap arus informasi yang terus-menerus diterimanya.

Pada penelitian ini, plastisitas otak yang tikus tunjukkan tampaknya tidak dapat dijelaskan hanya dari tugas yang sedang mereka pelajari, seperti mencari hadiah atau mengikuti aturan eksperimen. Faktanya, tikus-tikus yang dibiarkan bebas menjelajahi koridor-koridor virtual selama berminggu-minggu justru lebih cepat memahami sistem hadiah, dibanding tikus yang menjalani tugas formal.

Menurut peneliti, ini menunjukkan secara intuitif otak sebenarnya tidak selalu perlu diajarkan sesuatu.

"Mengingat unsupervised learning (pembelajaran tanpa pengawasan) terjadi sepanjang waktu, kita sebenarnya lebih banyak belajar dari mengamati orang-orang di sekitar kita, seperti anggota keluarga dan teman, daripada dari apa yang diajarkan langsung oleh mereka," jelas Zhong.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.