Operasi Basarnas tidak pernah benar-benar ditutup, karena bisa saja berlanjut dalam bentuk operasi rutin. Itu prinsip dasar yang kami pegang

Jakarta (ANTARA) - Kepala Basarnas Mohammad Syafii menyatakan operasi pencarian Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu akan dihentikan jika sudah tidak efektif dan dinyatakan dapat dialihkan ke operasi rutin.

“Operasi SAR secara normatif dilakukan selama tujuh hari kerja, namun dapat diperpanjang atas pertimbangan khusus. Jika kemudian dinilai tidak efektif lagi, maka akan kita tutup dan dialihkan,” kata dia saat ditemui di Jakarta, Senin.

Ia menegaskan bahwa Basarnas bukan badan administratif, melainkan badan operasi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan bertugas merespons situasi darurat berdasarkan informasi awal yang akurat.

Basarnas mengkonfirmasi hari ini merupakan hari terakhir perpanjangan masa operasi pencarian KMP Tunu. Meski demikian, Syafii menyebut bahwa keputusan penghentian operasi harus berdasar pada evaluasi teknis di lapangan.

"Operasi Basarnas tidak pernah benar-benar ditutup, karena bisa saja berlanjut dalam bentuk operasi rutin. Itu prinsip dasar yang kami pegang," ujarnya.

Ia menegaskan bahwa setiap pelaksanaan operasi SAR didasarkan pada pertimbangan operasional dan keselamatan tim di lapangan, termasuk kemungkinan dampak dari gangguan gelombang tinggi akibat siklon tropis yang saat ini terpantau di perairan utara Filipina.

Sebagai informasi KMP Tunu Pratama Jaya yang mengangkut 53 penumpang dan 12 ABK/kru serta 22 unit kendaraan itu tenggelam dalam pelayaran di perairan Selat Bali pada Rabu, (2/7) malam.

Data terbaru dari Posko Operasi SAR dan Potensi SAR Gabungan di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Jawa Timur menyebutkan jumlah korban selamat tercatat 30 orang, 18 korban ditemukan meninggal yang tiga diantaranya masih proses identifikasi) dan 17 korban lainnya masih dinyatakan hilang dan dalam pencarian.

Sementara posisi bangkai KMP Tunu berada di titik referensi delapan dengan kedalaman sekitar 49 meter dari permukaan sebagaimana hasil pemantauan bawah laut oleh tim Basarnas Special Grup (BSG).