Jakarta (ANTARA) - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil mantan sekretaris dari tersangka kasus dugaan korupsi dalam pengadaan mesin electronic data capture (EDC) di bank pemerintah pada tahun 2020–2024, Catur Budi Harto (CBH).
"Pemeriksaan bertempat di Gedung Merah Putih KPK atas nama DN, pegawai PT Bank Rakyat Indonesia atau BRI (Persero) sekaligus mantan Sekretaris CBH," ujar Juru Bicara KPK Budi Prasetyo saat dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Senin.
Selain itu, Budi mengatakan bahwa KPK memanggil tiga saksi lain pada Senin ini, yakni direktur di PT Prima Vista Solusi berinisial WD, mantan Direktur Bisnis Konsumer BRI berinisial HAN, dan Executive Vice President (EVP) Payment Solution and Service PT Bringin Inti Teknologi berinisial AP.
Untuk penyidikan kasus tersebut, KPK pada pekan lalu atau selama 15–18 Juli 2025 memanggil 42 orang saksi, yakni dengan rincian sebagai berikut.
Selasa, 15 Juli 2025:
1. AGR, Pensiunan BUMN sekaligus Direktur Utama PT BIT tahun 2019-2020
2. AWS, Manajer Senior PT NEC Indonesia periode 2020-sekarang
3. AGW, Direktur PT Sarana Reswara Abadi periode 17 Oktober 2018-17 Mei 2022.
4. ALM, Manajer Umum/EVP Business Development and Partnership PT Satkomindo Mediyasa periode 2018-sekarang
5. ANR, swasta
6. AMB, swasta
7. ADJ, Dirut PT Mika Informatika Indonesia tahun 2022
8. ACA, Dirut PT Banyupenta Maskom Wijaya
9. ADH, Direktur PT Yaksa Harmoni Global
10. AMN, mantan Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI
Rabu, 16 Juli 2025:
1. AGS, Direktur Operasional PT BIT tahun 2019-2021
2. ARH, Assistant VP Fixed Assets Management and Procurement Policy Division BRI
3. ALR, pegawai Divisi RPT BRI tahun 2018-2022
4. BS, Dirut PT Genius Solusi Marpala tahun 2022-2024
5. DNW, Direktur PT Bank Raya Indonesia
6. DDS, Senior EVP Manajemen Aktiva Tetap dan Pengadaan BRI periode April-Juli 2020
7. DRSP, Kepala Divisi Pembayaran Retail BRI tahun 2020-2023
8. DE, pegawai Divisi APP BRI
9. DKF, Komisaris PT Soca Solusi Integra tahun 2020-sekarang
10. EL, swasta
Kamis, 17 Juli 2025:
1. GF, Dirut PT Smartweb Indonesia Kreasi
2. IU, mantan Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI sekaligus mantan Dirut Allo Bank
3. IP, Country Manager PT Verifone Indonesia tahun 2016-sekarang
4. JF, Komisaris PT Smartweb Indonesia Kreasi
5. KK, Dirut PT Indopay Merchant Services tahun 2017-sekarang
6. KH, Kepala Divisi Legal BRI periode 2020-sekarang
7. LDS, Direktur PT Qualita Indonesia tahun 2012-sekarang
8. MJJ, Direktur PT Mika Informatika Indonesia periode 2019-2023
9. MJ, Business Strategy PT Datindo Infonet Prima tahun 2016-2017
10. MY, VP/Department Head of Acquiring Business BRI
11. NI, swasta
12. RAH, Manajer Bisnis Koperasi Swakarya BRI tahun 2022-sekarang
13. RDJ, swasta
14. RA, Wakil Ketua Yayasan Kesejahteraan Pekerja (YKP) BRI pada September 2022-sekarang
15. RP, Appraisal and Cost Estimation Department Head BRI tahun 2019-2021
16. RSK, Dirut PT BIT pada Februari 2020-Maret 2024
17. SRD, Manajer Umum Koperasi Swakarya BRI tahun 2020-sekarang
18. SS, Komisaris PT Jadin Pratama
19. SUH, Dirut PT Suna Karya Solusi
20. SR, Kadiv Procurement and Logistic (PLO) BRI periode Agustus 2022-sekarang
Jumat, 18 Juli 2025:
1. SA, Direktur PT Soca Solusi Integra
2. TR, Account Manager PT Verifone Indonesia tahun 2016-sekarang
KPK pada 26 Juni 2025, mengumumkan memulai penyidikan baru terkait kasus dugaan korupsi dalam pengadaan mesin EDC.
Pada 30 Juni 2025, KPK mengumumkan nilai proyek pengadaan mesin EDC tersebut sebesar Rp2,1 triliun, dan mencegah sejumlah 13 orang untuk bepergian ke luar negeri.
Mereka yang dicekal itu berinisial CBH, IU, DS, MI, AJ, IS, AWS, IP, KS, EL, NI, RSK, dan SRD.
Untuk sementara, KPK mengatakan kerugian keuangan negara terkait kasus tersebut mencapai Rp700 miliar atau 30 persen dari nilai proyek pengadaan yang sebesar Rp2,1 triliun. KPK menyampaikan pernyataan tersebut pada 1 Juli 2025.
KPK pada 9 Juli 2025, menetapkan lima orang sebagai tersangka kasus tersebut, yakni berinisial CBH, IU, DS, EL, dan RSK.
Dua dari lima tersangka merupakan mantan Wakil Dirut BRI Catur Budi Harto (CBH), dan mantan Dirut Allo Bank Indra Utoyo (IU).