Akhir tahun lalu, jumlah penetrasi handset 5G sekitar 10-11 juta. Pertengahan tahun ini sudah mencapai 15-17 juta pelanggan Telkomsel, atau lebih dari 10 persen pelanggan kami.

Bandung (ANTARA) - Direktur Network Telkomsel Indra Mardiatna mencatat adanya pertumbuhan penetrasi gawai tangan (handset) yang mendukung jaringan 5G serta adopsi teknologi ini dalam kebutuhan sehari-hari masyarakat.

“Akhir tahun lalu, jumlah penetrasi handset 5G sekitar 10-11 juta. Pertengahan tahun ini sudah mencapai 15-17 juta (penetrasi handset) pelanggan Telkomsel, atau lebih dari 10 persen pelanggan kami. Pertumbuhannya sangat cepat,” kata Indra dalam jumpa pers, di Bandung, Jawa Barat, Senin.

Menurut Indra, pertumbuhan ini didorong oleh wawasan masyarakat terkait pembaruan gawai yang mereka miliki. Seiring dengan perluasan jaringan 5G terutama di kota-kota besar, masyarakat lebih condong untuk memilih gawai dengan teknologi terkini yang mendukung konektivitas teranyar tersebut.

“Kalau beli handset baru, biasanya beli yang sekalian (support) 5G. Mereka tidak perlu melakukan registrasi, (5G) langsung aktif, terutama jika berada di lokasi yang sudah ter-cover 5G,” ujar Indra.

Adapun hingga pertengahan 2025, Telkomsel telah mengoperasikan lebih dari 3.000 BTS 5G di 56 kota/kabupaten Indonesia.

Sepanjang 2025, Telkomsel secara bertahap dan terukur telah memperluas jaringan Hyper 5G di sejumlah kota besar, seperti Jabodetabek, Surabaya, Makassar, Batam, dan Bandung.

Khusus di wilayah Bandung Raya, Indra menyebutkan penetrasi gawai 5G sudah mencapai hingga 23 persen dari total perangkat seluler di lokasi, dengan tingkat konsumsi internet tiap hari rata-rata 202 GB per pengguna per bulan.

Saat ini, Indra mengatakan Telkomsel berkomitmen untuk mengimplementasikan jaringan 4G dan 5G secara beriringan guna mendukung konektivitas digital yang lebih inklusif serta mendorong produktivitas masyarakat untuk bisnis, hiburan, dan kegiatan lainnya.

“Kami jamin tidak ada isu dengan 4G. Teknologi yang kami implementasikan adalah bersamaan, beriringan, memaksimalkan teknologi baru dan memastikan kontinuitas 4G itu sendiri,” ujar dia.

Di wilayah Bandung Raya yang baru-baru ini memiliki jaringan Hyper 5G Telkomsel, pemanfaatan prioritas adalah untuk pengembangan bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di ruang digital; hingga kegiatan di kawasan pendidikan seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran (Unpad), dan Telkom University.

“Kami bekerja sama dengan dunia akademik untuk mengembangkan use case 5G bersama-sama. Jadi ini harapannya untuk pendidikan juga dan melancarkan bisnis di Bandung,” kata Indra pula.