SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan Jazz Gunung Bromo dan menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mempercayakan acara ini di wilayahnya.
Bahkan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak secara khusus mengajak warga masyarakat meramaikan Festival Jazz Gunung Bromo dengan menikmati musik di tengah alam.
Apalagi evennya digelar sore hari saat matahari sudah mulai redup dan angin gunung yang sepoi-sepoi.
Festival Jazz Gunung Bromo 2025 akan kembali digelar pada 25-26 Juli 2025.
Gelaran ini menghadirkan sejumlah musisi dengan dominasi genre jazz, meski tidak seluruhnya murni jazz.
“Pasti sensainya beda, menikmati musik jazz di tengah alam. Apalagi mataharinya sudah nggak sepanas kalau siang, dan sekarang lagi dingin di sana,” ujar Emil yang hadir dalam konferensi pers Jazz Gunung Bromo di Gedung Cak Durasim, Kamis (24/7/2025).
Ia mengapresiasi penyelenggaraan Jazz Gunung sebagai ajang yang mengangkat pariwisata berbasis minat khusus, terutama seni pertunjukan.
“Pariwisata itu ada yang reguler, ada juga yang minat khusus seperti seni. Kalau seni, cukup dinikmati, ditonton, dan dirasakan,” kata Emil Dardak.
Ia juga menyebutkan konsep DOT (Destination, Origin, Time) sebagai kunci penting dalam pengembangan pariwisata, di mana Bromo sangat memenuhi unsur destinasi.
Direktur Jazz Gunung Indonesia, Bagas Indyatmono, menyebut acara ini sebagai bagian dari rangkaian panjang seri Jazz Gunung.
Setelah Bromo, pertunjukan akan berlanjut ke Banyuwangi dalam Jazz Gunung Ijen, yang menjadi seri ketiga tahun ini.
“Tahun ini kami bangga karena disponsori penuh oleh BRI, yang mendukung penuh series kami, tidak hanya di Bromo tapi juga nanti di Ijen,” ujar Bagas saat konferensi pers di Cak Durasim, Kamis (24/7/2025).
Ia juga menekankan bahwa Jazz Gunung kini telah menjadi agenda pariwisata nasional maupun internasional, karena berkolaborasi dengan berbagai dinas kebudayaan dari tingkat provinsi hingga kabupaten.
“Bromo bukan hanya ikonnya Jawa Timur, tapi ikon Indonesia. Jepang punya Mount Fuji, kita punya Bromo,” ucapnya, mengenang pengalaman melihat foto besar Bromo di Bandara Narita, Jepang.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim, Evi Afianasari, turut mendampingi Emil dalam konferensi pers tersebut dan menyoroti pentingnya momentum ini dalam mendukung pariwisata lokal.
Emil mengajak seluruh masyarakat Jawa Timur untuk hadir dan menikmati suasana Bromo menjelang senja hingga malam hari, yang menurutnya memberikan pengalaman romantis yang berbeda.
“Saya yakin ini akan menjadi pengalaman berkesan untuk mewarnai pariwisata Bromo dan Jawa Timur,” tutup Emil.