Seorang dokter gawat darurat menceritakan pengalamannya yang mengalami serangan jantung saat menangani pasien dengan keluhan serupa.
Diberitakan Medical Daily, Dr Chris Loreto, dokter gawat darurat di Kanada mengeluh sakit dada yang dikiranya gejala GERD atau refluks asam lambung. Dia merasakan gejala itu selama berbulan-bulan, terutama ketika berolahraga.
Meskipun gejalanya memburuk, ia tetap menjalani rutinitas hariannya, termasuk berlari dan bermain hoki. Pada 12 November 2024, setelah pertandingan hoki, nyeri di bahunya masih terasa, tetapi ia menepisnya dan kembali bekerja seperti biasa keesokan paginya.
Saat bertugas, Dr Loreto merawat seorang pasien yang mengalami serangan jantung hebat. Kala itu, ia berbicara dengan istri pasien, dan mengetahui bahwa gejala pasiennya mirip dengan gejalanya sendiri.
Keduanya telah mengonsumsi obat asam lambung, yang gagal meredakan nyeri dada mereka. Saat itu, Dr Loreto menyadari adanya kesamaan yang mengkhawatirkan dan menceritakannya kepada rekan-rekannya.
Pemeriksaan buktikan serangan jantung
Tim medis segera melakukan tes, termasuk EKG dan tes darah, yang memastikan bahwa Dr Loreto mengalami serangan jantung. Ia segera dipindahkan ke Health Sciences North di Sudbury untuk perawatan.
Di rumah sakit, Loreto dan pasiennya menginap di kamar yang berseberangan. Istri pasien mengunjungi Loreto untuk berterima kasih kepadanya karena telah menyelamatkan nyawa suaminya, yang dijawab Loreto, "Tidak, terima kasih telah menyelamatkan hidupku."
Ia kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit St. Michael di Toronto, tempat para dokter memasang stent di arterinya. Kini, tiga bulan kemudian, ia masih menjalani cuti medis dan menjalani rehabilitasi jantung.