Mengenal 6 Urutan Prosesi Panggih dalam Acara Pernikahan Adat Jawa Solo, Ada Pisang Sanggan Hingga Lantingan
Faza Anjainah Ghautsy July 25, 2025 08:34 PM

Grid.ID- Mengenal 6 urutan prosesi panggih dalam acara pernikahan adat Jawa Solo. Ada pisang sanggan hingga lantingan.

Prosesi panggih merupakan salah satu rangkaian penting dalam upacara pernikahan adat Jawa yang sarat makna simbolis. Tradisi ini dilakukan sebelum resepsi atau pesta pernikahan dan biasanya dilakukan setelah akad nikah.

Melansir dari Kompas.com, kata panggih dalam bahasa Jawa berarti bertemu. Hal ini lantaran prosesi ini mempertemukan mempelai pria dan wanita sebagai spasang suami istri setelah sah secara agama dan pencatatan sipil.

Adapun, prosesi memiliki dua versi yaitu Jogja dan Solo dan keduanya hampir serupa namun tak sama. Berikut ini urutan dalam prosesi panggih dalam acara pernikahan Jawa Solo yang dilansir dari Weddingku.

1. Pisang Sanggan

Tahapan pertama dalam prosesi panggih adalah penyerahan pisang sanggan oleh pihak keluarga pengantin pria kepada keluarga pengantin wanita. Upacara sanggan ini disebut sebagai tebusan pengantin putri.

Sanggan biasanya berisi pisang raja, daun sirih, bunga telon (campuran beberapa jenis bunga), dan benang lawe, yang disusun di atas wadah khusus. Setelah diterima, ayah dari pengantin wanita akan menghitung jumlah isi sanggan dan mengucapkan “sampun jangkep” sebagai tanda penerimaan.

2. Penyerahan Cikal

Prosesi dilanjutkan dengan pemberian cikal oleh keluarga pria kepada orang tua dari mempelai wanita. Cikal berbentuk seperti tunas kelapa dan memiliki makna sebagai simbol awal kehidupan baru dalam rumah tangga.

3. Kembar Mayang

Selanjutnya, diserahkan sepasang kembar mayang yang dibentuk menyerupai burung merak yang dianggap melambangkan kesetiaan pasangan. Lambang ini merepresentasikan cinta dari Dewi Asmara, yakni Dewi Ratih, serta menjadi simbol pertemuan antara dua insan.

4. Balangan Gantal

Pada tahap ini, kedua mempelai saling melempar gantal, yaitu gulungan daun sirih yang diikat, dari jarak tertentu. Ritual ini menjadi simbol eratnya ikatan kasih sayang dalam pernikahan.

Pengantin pria melempar empat ikat gantal, sedangkan pengantin wanita tiga ikat. Jumlah tersebut melambangkan bahwa dalam kehidupan berumah tangga, suami diharapkan dapat memimpin dan menyelesaikan setiap persoalan dengan bijak, sebagaimana rasa daun sirih yang menyimbolkan manis, pahit, dan getirnya hidup.

5. Whidak Wiji Dadi

Prosesi ini menggunakan telur ayam sebagai simbol kesuburan di mana kuning telur mewakili darah anak, sedangkan putih telur melambangkan air ketuban. Dalam prosesi ini, telur akan dipecahkan dengan kaki oleh mempelai pria, sebagai doa agar pasangan segera dikaruniai keturunan.

6. Lantingan (Junjung Drajat)

Setelah telur dipecahkan, pengantin wanita akan membasuh kaki suami dengan air bunga mawar, melati, dan kantil. Hal ini mencerminkan penghormatan dan pengabdian istri kepada suaminya.

Selanjutnya, pengantin pria membantu pasangannya berdiri sebagai simbol bahwa suami istri memiliki kedudukan yang sejajar. Setelah ritual ini, dalam adat Jawa, istri tidak boleh langsung berjalan mendahului suami, melainkan harus mengelilinginya sebagai wujud penghormatan kepada kepala keluarga.

Seluruh urutan prosesi panggih ini biasanya diiringi oleh musik tradisional Jawa, seperti gending. Lagu-lagu yang dipilih beragam, mulai dari lagu nasional seperti “Ibu Pertiwi”, hingga lagu tradisional seperti “Mugi Rahayu” dan “Kodok Ngorek”.

Dalam pelaksanaannya, keberadaan juru adat dianggap sangan krusial. Hal ini karena mereka dianggap yang paling memahami tata cara dan makna dari setiap tahapan prosesi secara mendalam.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.