Kebun Raya Mangrove Surabaya Masuk Jaringan World Mangrove Center
Eko Darmoko July 27, 2025 03:32 AM

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Kebun Raya Mangrove (KRM) Surabaya resmi bergabung dalam World Mangrove Center (WMC) dan Botanic Gardens Conservation International (BGCI).

Predikat baru ini menjadi komitmen Surabaya mendukung pelestarian ekosistem mangrove dan keanekaragaman tanaman global.

WMC merupakan inisiatif nasional Indonesia yang bergerak dalam konservasi mangrove, termasuk aspek riset, rehabilitasi ekosistem, dan kolaborasi internasional.

WMC menjadi pusat mangrove internasional yang dikembangkan oleh Pusat Standardisasi Instrumen Pengelolaan Hutan Berkelanjutan (Pustarhut - KLHK) bekerja sama dengan pemerintah Jerman.

Sedangkan BGCI merupakan organisasi global yang memfasilitasi konservasi tanaman melalui jaringan kebun botani dan mendorong praktik terbaik, pendidikan, dan advokasi kebijakan konservasi tanaman di seluruh dunia.

Organisasi ini berperan dalam mengoordinasikan kerja konservasi tanaman secara global.

Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), R Hendrian mengatakan bahwa peluang keterlibatan Indonesia dalam World Mangrove Center (WMC) sangat besar. Hal itu karena Indonesia memiliki luas hutan mangrove terbesar di dunia.

"Peluang ini harus dilihat sebagai peluang yang sangat baik, bukan hanya bagi KRM Surabaya, tetapi juga bagi Indonesia,” ujar Hendrian pada Workshop Nasional bertema 'Kebun Raya Mangrove Surabaya Kurangi Emisi Karbon dan Mendukung Ketahanan Pangan untuk Negeri', Sabtu (26/7/2025).

Tak hanya menjadi bagian dari MWC, KRM Surabaya secara resmi juga masuk sebagai anggota organisasi dunia BGCI. Mewakili Kota Surabaya dan Indonesia, BRIN berharap peluang ini harus dimanfaatkan sebagai komitmen bersama menjaga kelestarian.

"BRIN sebagai pembina kebun raya di Indonesia tentu berharap, kesempatan ini dapat dimaksimalkan oleh Pemkot Surabaya dan KRM, untuk membawa nama Indonesia ke panggung dunia,” katanya.

KRM Surabaya saat ini baru berusia dua tahun. Menurutnya, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya telah berhasil mengubah kawasan mangrove menjadi lebih optimal dalam waktu singkat. 

"Luas lahan terbangun dan termanfaatkan saat ini sudah cukup luas. Ini merupakan salah satu prestasi yang layak diapresiasi,” ujar Hendrian.

Infrastruktur KRM Surabaya juga menunjukkan kemajuan yang membanggakan. Baginya, keberhasilan KRM Surabaya ini bukan hanya dari sisi infrastruktur, tetapi juga keterlibatan aktif dalam jejaring kerja sama internasional.

"Semua prestasi itu, kami catat, kami amati, dan kami menyimpulkan bahwa Kebun Raya Mangrove Surabaya memang layak untuk mendapatkan apresiasi dan catatan yang istimewa,” katanya.

Kolaborasi antara Pemkot Surabaya dengan berbagai pihak dinilai menjadi kunci keberhasilan dalam pengelolaan kawasan konservasi ini. “Sekali lagi saya mengucapkan apresiasi dan terima kasih atas prestasi ini,” imbuhnya.

Direktur Rehabilitasi Mangrove Kementerian Kehutanan (Kemenhut) RI, Ristianto Pribadi berharap KRM Surabaya dapat menjadi pusat pengetahuan mangrove dunia.

"Harapannya akan menjadi perpustakaan mangrove dunia. Karena Kebun Raya Mangrove (Surabaya) ini sekarang sudah memiliki 74 spesies mangrove, dan itu sangat sulit," katanya.

Mendapat pengakuan internasional, KRM Surabaya telah menjadi pusat pelestarian mangrove terbaik saat ini.

"Kementerian Kehutanan bersama Pemerintah Kota Surabaya akan selalu bersama-sama mengembangkan terus Kebun Raya Mangrove di Surabaya ini," imbuhnya.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi memastikan keanggotaan di organisasi dunia ini memotivasi pihaknya untuk menjaga dan mengembangkan kawasan konservasi mangrove.

"Ini menjadi penyemangat kami agar KRM menjadi perpustakaan mangrove dunia dan pusat pengurangan karbon,” ujar Wali Kota Eri.

Selain lokasi penelitian, KRM Surabaya juga menjadi pusat ketahanan pangan dan pengurangan emisi karbon. Pemkot akan menggandeng BRIN dalam riset pengembangan silvofishery di kawasan tersebut.

"Kami kolaborasi antara mangrove dan perikanan serta tambak sekitar. Ketika alam dijaga, Surabaya akan menjadi kota yang bersih dan tenang,” tuturnya.

Ia berharap sinergi dan kolaborasi yang telah terjalin ini terus terjaga dan mampu membawa nama KRM Surabaya ke kancah internasional sebagai simbol keberhasilan pelestarian lingkungan kota.

Untuk merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-2, Pemkot Surabaya menyelenggarakan berbagai kegiatan edukatif dan rekreatif pada 26-27 Juli 2025.

Kegiatan selama dua hari ini dipusatkan di kawasan KRM Gunung Anyar, dan Rungkut Surabaya.

Pada momen HUT ke-2 ini, KRM Surabaya juga menerima piagam penghargaan dari Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN. Penghargaan ini diberikan oleh BRIN atas dedikasi dan upaya yang membanggakan dalam mengembangkan KRM Surabaya.

Selain menerima penghargaan dari BRIN, Workshop Nasional dalam rangka peringatan HUT ke-2 KRM Surabaya juga diwarnai peluncuran buku sejarah mangrove Surabaya, pelepasan burung endemik, serta penyerahan bantuan bibit mangrove. 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.