Kebun Kopi Ketapanrame Mojokerto Jadi Agrowisata, Koperasi Merah Putih Diharapkan Bantu Akses Pasar
Deddy Humana July 28, 2025 02:32 AM

SURYA.CO.ID, MOJOKERTO - Pemkab Mojokerto mendorong pengembangan agrowisata melalui perluasan lahan tanam kopi di Dusun Slepi, Desa Ketapanrame, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto.

Adanya pembukaan lahan baru di Ketapanrame diharapkan dapat meningkatkan produktivitas petani kopi lokal, sekaligus potensi agrowisata yang berdampak pada ekonomi masyarakat di wilayah Trawas.

Pembukaan lahan kopi di kawasan Bendil ini, dihadiri langsung oleh Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barraa dan Wakil Bupati Muhammad Rizal Octavian bersama Forkompimca Trawas, Minggu (27/7/2025).

Gus Barra mengatakan, Desa Ketapanrame merupakan wilayah dengan keunggulan lingkungan dan geografis desa strategis yang dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata.

"Potensi wisatanya pun beragam, seperti wisata buatan maupun agrowisata termasuk pemberdayaan ekonomi masyarakat yang sudah ada di Ganjaran dan Sumber Gempong," kata Gus Barra.

Menurut Gus Barra, budidaya kopi merupakan komoditas yang berdampak positif secara ekonomi. Penanaman kopi di lahan Bendil ini, diharapkan juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Ketapanrame.

Pohon kopi tidak sekadar tanaman yang menghasilkan namun juga dapat menjadi alternatif penghijauan di kawasan perbukitan.

"Semoga kopi Ketapanrame dapat menjadi kebanggaan Mojokerto, semakin dikenal tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga internasional," pungkas Bupati Mojokerto.

Kepala Desa Ketapanrame, Zainul Arifin menambahkan, dari total 479 hektare lahan Perhutani di desanya, sekitar 104 hektare telah dimanfaatkan untuk budidaya kopi sejak tahun 2016 lalu.

Produksi kopi per tahun mencapai lebih dari 50 ton dan sebanyak 280 warga menggantungkan mata pencaharian dari pertanian kopi.

"Kita memiliki tiga paguyuban aktif Bontugu, Dlundung, dan Bendil yang terus berinovasi, aktivitas perkebunan kopi di desa ini mulai menarik perhatian wisatawan. Apabila terus bersinergi, kopi Ketapanrame dapat menjadi ikon baru Kabupaten Mojokerto,” beber Zainul.

Menurut Zainul, pembukaan lahan Bendil tidak hanya sebagai perluasan lahan area tanam namun juga membuka potensi wisata pertanian yang terintegrasi.

"Dengan dukungan kebijakan pemda dan kolaborasi antar komunitas, Desa Ketapanrame memiliki modal kuat untuk berkembang sebagai pusat kopi dan wisata berbasis pemberdayaan masyarakat," ujar Zainul.

Dan ia menyoroti tentang peran koperasi desa dalam menggerakkan roda ekonomi lokal berbasis komoditas kopi.

Seperti Koperasi Desa Merah Putih yang dapat menjadi tulang punggung dalam menjaga stabilitas harga dan memperluas akses pasar yang lebih adil bagi petani.

"Kami tidak ingin petani kembali bergantung pada tengkulak, karena itu nantinya koperasi hadir untuk melindungi dan memperkuat posisi mereka dalam rantai pasok," tandasnya. *****

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.