Bandung (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jawa Barat mencetak rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) melalui keceriaan permainan tradisional dengan mengenakan pakaian adat yang diikuti 12.000 anak di SOR Arcamanik, Bandung.

Dalam memperingati Hari Anak Nasional dan Hari Kebaya Nasional 2025 dengan mengajak anak-anak bermain dan mengenakan kebaya sebagai simbol busana adat pada Minggu (27/7), tak hanya meriah, juga mencetak rekor MURI untuk "Permainan Anak Tradisional Berkebaya dan Pangsi dengan Peserta Terbanyak".

"Alhamdulillah, Jawa Barat kembali mencetak sejarah (MURI). Kegiatan tersebut bukan hanya tentang jumlah, tetapi bagaimana anak-anak diajak mengenal dan mencintai budaya sejak dini," ujar Kepala DP3AKB Jabar Siska Gerfianti di Bandung, Senin.

Siska menjelaskan sebanyak 2.600 peserta hadir langsung di lokasi, sementara sisanya mengikuti secara daring dari berbagai daerah, untuk memainkan permainan rakyat yang kini mulai jarang terdengar di kota-kota besar, antara lain Perepet Jengkol, Oray-Orayan, Kakapalan, dan Ucing-Ucingan.

Siska mengatakan kegiatan yang penuh tawa dan semangat itu, untuk mengemas perayaan nasional menjadi ajang pelestarian budaya dan pembentukan karakter anak.

"Kita ingin Hari Anak dan Hari Kebaya menjadi momentum kebahagiaan sekaligus edukasi bagi generasi muda," ucap Siska.

Tak hanya bermain, dalam kegiatan itu, anak-anak juga unjuk gigi dalam lomba tari Jaipong tingkat SD dan SMP, serta pertunjukan fesyen show berkebaya untuk tiga kategori usia.

Yang tak kalah menyentuh, penampilan anak-anak penyandang disabilitas menyemarakkan panggung dengan nyanyian penuh percaya diri.

Hari Anak Nasional diperingati setiap 23 Juli untuk mengingat pentingnya perlindungan dan pemenuhan hak anak, sedangkan Hari Kebaya Nasional jatuh pada 24 Juli sebagai penghormatan terhadap warisan budaya perempuan Nusantara.

"Melalui kegiatan ini, kami tak hanya mengejar untuk mencatatkan rekor, tetapi juga membuktikan bahwa pelestarian budaya bisa dikemas inklusif, ceria, dan membanggakan," ucapnya.

Dalam kegiatan dengan suasana penuh tawa dan semangat itu, hadir Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Arifah Fauzi serta Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan. Keduanya mengapresiasi kreativitas DP3AKB Jabar dalam mengemas perayaan nasional menjadi ajang pelestarian budaya dan pembentukan karakter anak dengan cara menyenangkan.