Artikel ini tentang bagaimana sejarah perkembangan ilmu ekonomi di dunia berikut tokoh-tokoh penting yang berada di belakangnya.
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Di mana ada dorongan untuk memenuhi kebutuhan hidup baik individu maupun ekonomi, di situlah motif ekonomi muncul. Lalu untuk memahami bagaimana entitas itu memenuhi kebutuhan hidupnya, maka lahirlah ilmu ekonomi.
Lalu bagaimana sejarah perkembangan ilmu ekonomi di dunia?
Menurut beberapa sumber, orang pertama yang mengembangkan ilmu ekonomi sebagai cabang tersendiri dalam ilmu pengetahuan adalah Adam Smith. Dia menyusun ilmu ekonomi berdasarkan penelusurannya terhadap sejarah perkembangan negara-negara di Eropa.
Penelusuran itu kemudian dia tuliskan dalam karya yang berjudul Wealth of Nations, di mana isinya dikenal sebagai ilmu ekonomi klasik yang lahir pada1776. Tentu saja berbeda dengan ilmu ekonomi yang diajarkan di bangku-bangku sekolah saat ini.
Adam Smith dalam bukunya mengatakan bahwa dengan adanya kebijaksanaan dan keadilan, maka suatu masyarakat dapat bertahan. Hal ini merupakan pendekatan yang terbentuk dari reaksinya terhadap paham perdagangan bebas yang dia tuliskan dalam buku sebelumnya. Alam pemikiran Adam Smith terkait ilmu ekonomi kemudian dikembangkan oleh Alfred Marshall, J.M. Keynes, Karl Marx, hingga peraih hadiah Nobel bidang Ekonomi tahun 2006, Edmund Phelps.
Perkembangan ilmu ekonomi diawali dengan apa yang kita kenal sebagai aliran klasik. Aliran ini menyatakan bahwa ekonomi merupakan sesuatu yang mengatur dirinya sendiri yang mempercayai adanya mekanisme yang selalu membawa ekonomi kembali ke kesetimbangan pendapatan nasional.
Adam Smith menekankan adanya invisible hand dalam mengatur pembagian sumber daya, dan oleh karenanya peran pemerintah menjadi sangat dibatasi karena akan mengganggu proses ini. Di kemudian hari, konsep invisble hand ini lalu direpresentasikan sebagai mekanisme pasar melalui harga sebagai instrumen utamanya dalam buku The Wealth of Nations dan para filantrop dalam buku The Theory of Moral Sentiments.
Perkembangan dalam pemikiran ini juga berkembang ke arah lain, seperti teori pertentangan kelas dari Karl Marx dan Friedrich Engels, serta aliran institusional yang pertama dikembangkan oleh Thorstein Veblen dkk dan kemudian oleh peraih nobel Douglass C. North.
Di awal abad ke-20, aliran klasik mengalami kegagalan yang menunjukkan bahwa pasar tidak mampu bereaksi terhadap gejolak di pasar saham. Dari situ kemudian muncullah teori yang dikemukakan olehKeynes, sebagaimana termaktub dalam buku General Theory of Employment, Interest, and Money, yang menyatakan bahwa pasar tidak selalu mampu menciptakan keseimbangan. Karena itulah intervensi pemerintah harus dilakukan agar distribusi sumber daya mencapai sasarannya.
Dua aliran ini kemudian saling "bertarung" dalam dunia ilmu ekonomi dan menghasilkan banyak varian dari keduanya seperti: new classical, neo klasik, new keynesian, monetarist, dan lain sebagainya.
Ilmu ekonomi semakin berkembang pada 1950an ketika terjadi pertumbuhan ekonomi yang gila-gilaan, yang didorong oleh konsumsi massal, membuat beberapa ekonom melakukan studi mengenai hal itu. Salah satu ekonom yang dikenal dengan materi ini adalah John Kenneth Galbraith.
Lewat bukunya The Affluent Society, dia menjelaskan bagaimana Amerika Serikat tumbuh menjadi negara yang makmur dibentuk oleh usaha swasta, sementara sektor publiknya mengalami ketertinggalan. Lalu di negara-negara lain, sistem ini kemudian disebut sebagai kapitalisme sosial.
Akhir abad ke-20 menuju ke abad ke-21 menunjukkan perkembangan yang bergerak di sekitar masyarakat pascaindustri. Mengikuti perkembangan ini, muncul studi baru yakni ekonomi pascaindustri. Dalam studi ini, ekonom mencari tahu bagaimana dampak ekonomi yang diperihatkan oleh perubahan sosial-masyarakat.