Bacaan Doa saat Turun Hujan agar Tidak Mendatangkan Banjir, Lengkap Arab dan Artinya
GH News July 28, 2025 03:06 PM

Turunnya hujan adalah nikmat dan rahmat dari Allah SWT.

Hujan dalam jumlah berlebihan juga bisa menjadi ujian berupa banjir, longsor, atau bencana alam lainnya.

Mengingat hal tersebut, ketika hujan deras turun dan dikhawatirkan terjadi banjir, sebagai umat Muslim dianjurkan untuk memanjatkan doa yang dibaca Rasulullah.

Doa ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang dinukil oleh Imam Ibnul Qayyim AlJauziyyah dalam kitab AlWabilus Shayyib minal Kalimit Thayyib, (Kairo: Darud Diyan lit Turats, 1987 M/1408 H), halaman 176.

Rasulullah membaca doa ini saat khutbah Jumat berlangsung ketika seorang sahabat datang melapor bahwa hujan deras yang selama sekira enam hari berlangsung membuat masyarakat kehilangan harta benda dan merusak fasilitas jalan.

Bacaan Doa saat Turun Hujan agar Tidak Mendatangkan Banjir

Berikut bacaan doa saat turun hujan agar tidak mendatangkan banjir, lengkap dengan lafaz Arab, latin, dan artinya seperti dilansir dari Kemenag.

Doa saat hujan deras yang dikhawatirkan terjadi banjir tersebut adalah sebagaimana berikut:

اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا ,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ Allāhumma hawālainā wa lā ‘alainā. Allāhumma ‘alal ākāmi wal jibāli, waz zhirābi, wa buthūnil awdiyati, wa manābitis syajari.

Artinya: “Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami (memberkahi), bukan di atas kami (memudaratkan). Ya Allah, turunkanlah hujan ke dataran tinggi, gununggunung, bukitbukit, perut lembah, dan tempat tumbuh pohon.”

Jika hujan sangat lebat dan menimbulkan kekhawatiran, kita dianjurkan untuk memperbanyak istighfar dan membaca doa berikut:

اللّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيثًا مَرِيئًا مَرِيعًا نَافِعًا غَيْرَ ضَارٍّ، عَاجِلًا غَيْرَ آجِلٍ Allāhumma sqinā ghaytsan mughītsan marī’an marī‘an nāfi‘an ghayra ḍārrin, ‘ājilan ghayra ājil.

Artinya: “Ya Allah, turunkan kepada kami hujan yang menyegarkan, penuh manfaat, tidak membahayakan, segera datang dan bukan tertunda.”

Ada doa lain yang diajarkan Rasulullah saat turun hujan, hal ini sebagaimana tercantum dalam kitab Maslakul Akhyar, sebagaimana berikut:

اَللَّهُمَّ صَيِّبًا هَنِيًّا وَسَيِّبًا نَافِعًا Allâhumma shayyiban haniyyâ wa sayyiban nâfi‘â.

Artinya: “Wahai Tuhanku, jadikan ini hujan terpuji kesudahannya dan menjadi aliran air yang bermanfaat.”

Adab ketika Turun Hujan

Ditulis oleh Muhammad Fathoni, Alumni Fakultas Dakwah dan Ushuluddin, Universitas Islam Madinah dan Pengajar di Pondok Pesantren Hamalatul Quran Yogyakarta, berikut adab ketika turun hujan:

Di antara doa yang ada ketika turun hujan adalah yang telah disebutkan di atas.

اَللَّهُمَّ صَيِّبًا هَنِيًّا وَسَيِّبًا نَافِعًا Allâhumma shayyiban haniyyâ wa sayyiban nâfi‘â.

Doa di atas diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam kitab Maslakul Akhyar.

Dari shahabat Zaid bin Khalid AlJuhani radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengimami kami ketika shalat shubuh di Hudaibiyyah setelah turunnya hujan tadi malam. Tatkala selesai salam beliau menghadap ke arah para shahabat kemudian bersabda:

“Apakah kalian mengetahui apa yang difirmankan Rabb kalian?” Para shahabat mengatakan: “Allah dan RasulNya lebih mengetahui.”

Nabi bersabda: Allah berfirman “Pada pagi hari ini ada di antara hambaKu yang beriman kepadaKu dan ada pula yang kafir, adapun orangorang yang mengatakan: Kami diberi hujan dengan karunia  Allah dan rahmatNya, maka dia telah beriman kepadaKu dan kufur terhadap bintangbintang. Adapun orang yang mengatakan: Kami diberikan hujan dengan sebab bintang ini dan bintang itu, maka dia telah kafir kepadaKu dan beriman kepada bintangbintang.”

Termasuk tanda syukur seorang hamba adalah menisbatkan nikmat kepada dzat yang memberi nikmat, yaitu Allah ta’ala dan termasuk tanda kekufuran seorang hamba adalah menisbatkan nikmat kepada selain Allah.

Orang yang sering berkeluh kesah menunjukkan kurangnya dia bersyukur kepada Allah, tidak memiliki sifat qonaah dan selalu merasa tidak puas dengan apa yang Allah beri, sifat ini termasuk sifat yang rendah karena Allah menyebutkannya dalam posisi yang tidak mulia:

{۞ إِنَّ الْإِنسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا} [المعارج : 19]

Artinya: “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah.” (QS. Al Ma’arij : 19)

Di ayat itu Allah memberi kabar tentang sifat tabiat manusia dengan sifat yang rendah yaitu banyak berkeluh kesah.

إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعاً، وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا

Artinya: “Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir.” (QS. Al Ma’arij : 2021)

إِلَّا الْمُصَلِّينَ} [المعارج : 22]

Artinya: “Kecuali orangorang yang mengerjakan shalat.” (QS. Al Ma’arij : 22)

Itulah sifat tabiat manusia yaitu banyak berkeluh kesah, kecuali orangorang yang di rahmati dan dijaga serta mendapat hidayah dari Allah, yaitu merekalah yang senantiasa menjaga sholatnya.

Hujan adalah rahmat Allah, tidak pantas seorang hamba meminta untuk diputus dari rahmatNya, seakan ia sudah tidak butuh lagi akan rahmat Allah.

Maka ketika dirasa cukup dari suatu rahmat hendaknya tidak meminta untuk diputus tetapi dipalingkan ke yang lebih membutuhkan.

Seperti apa yang Rasulullah saw lontarkan dalam doanya ketika seorang sahabat meminta kepada beliau untuk meminta kepada Allah memberhentikan hujan yang sudah turun selama satu pekan, maka Rasulullah saw berdoa:

اَللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا، اَللَّهُمَّ عَلَى اْلآكَامِ وَالظِّرَابِ، وَبُطُوْنِ اْلأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ“

Artinya: “Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami, tidak di kami. Ya, Allah! turunkanlah hujan di dataran tinggi, di bukitbukit, di perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan.”

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.