TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG -- Kapolda Jateng Irjen Pol Ribut Hari Wibowo mengumpulkan para Kapolres dan mengundang jajaran petinggi TNI mulai dari Panglima Kodam (Pangdam) IV Diponegoro hingga para Dandim pada kegiatan bertajuk rapat koordinasi lintas sektoral.
Kapolda mengundang pula instansi lain seperti para Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) dari seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Tengah.
Acara pertemuan dilakukan di Gedung Borobudur, Mapolda Jateng, Kota Semarang, Senin (28/7/2025).
Undangan rakor dari Kapolda Jateng tersebut untuk menyikapi potensi konflik sosial yang terjadi di antaranya kasus kericuhan antar dua organisasi masyarakat Front Persaudaraan Islam (FPI) Jawa Tengah dengan Perjuangan Indonesia Laskar Sabilillah (PWI LS) di Pemalang yang terjadi pada pekan kemarin.
Menurut Irjen Ribut, konflik sosial di Jateng yang terjadi di tahun 2025 masih berupa konflik ormas, perguruan silat dan antar suporter sepak bola. Terbaru kasus konflik sosial yang disoroti pihaknya yakni konflik di Pemalang.
"Selepas kasus itu, kami akan mengambil langkah strategis dalam menjaga kondusifitas wilayah," terangnya dalam keterangan tertulis.
Kapolda mengingatkan, pertemuan ini menjadi ikhtiar untuk menjaga Kamtibmas di Jawa Tengah.
Menurutnya, tugas keamanan tidak hanya dilakukan oleh polisi melainkan semua pihak.
"Kerukunan dan kedamaian itu bukan warisan tetapi harus diusahakan bersama," paparnya.
Ribut menyebut, hal itu terwujud jika ada penanggulangan potensi konflik yang dimitigasi sejak dini. "Kedamaian terwujud atas kerjasama semua pihak," paparnya.
Sementara Pandam IV Diponegoro Mayjen TNI Achiruddin Darojat mengatakan, bakal mendukung penanggulangan konflik di Jawa Tengah. "Kami siap memberikan bantuan kekuatan," katanya.
Dia menilai, Jawa Tengah memiliki potensi gesekan antar kelompok. "Maka tiga pilar TNI, Polri dan Pemerintah harus bisa mencegahnya," paparnya.
Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) Jawa Tengah Brigjen Pol Harseno menuturkan, perlu deteksi dini yang baik dari peristiwa untuk mengidentifikasi sekaligus mengantisipasi situasi yang berpotensi menjadi permasalahan.
"Hal sekecil apapun yang berpotensi menjadi kerawanan dan konflik harus dapat terdeteksi dan diantisipasi sebelum menjadi permasalahan yang lebih besar," bebernya. (Iwn)