Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meluncurkan program bertajuk "Jakstar" sebagai langkah preventif untuk mencegah penyakit tidak menular seperti diabetes melitus sejak usia remaja.
"Kita akan mulai segera di beberapa SMA percontohan dulu di Jakarta, kita namakan program ini sebagai "Jakstar". Karena ini bintang-bintang anak muda yang nanti ke depan kita harapkan sudah punya perilaku hidup sehat," kata Wakil Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Lies Dwi di Rusunami Bidara Cina, Jakarta Timur, Senin.
Program ini menyasar pelajar SMA di Jakarta melalui pendekatan interaktif yang menarik, menyenangkan, dan kekinian dengan pendekatan berbasis gamifikasi (pendekatan permainan).
Para siswa diajak menjalani pola hidup sehat seperti rutin berolahraga, menjaga pola makan, dan mendapatkan poin dari setiap aktivitas sehat yang dilakukan.
"Kita akan buat ini dalam bentuk gamifikasi atau permainan. Kita akan mulai dari kelompok anak SMA, kalau mereka mempraktikkan aktivitas sehat mereka bisa dapat poin itu nanti poinnya dikumpulkan, kita sediakan hadiah," jelas Lies.
Lies berharap Pemprov DKI Jakarta dapat mencegah dan menekan angka penyakit tidak menular, sehingga warga Jakarta tumbuh menjadi generasi sehat sejak usia muda.
Adapun Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta juga menyoroti perubahan gaya hidup yang menjadi salah satu faktor munculnya ancaman penyakit diabetes melitus di usia muda.
"Kalau dulu mungkin era 20-30 tahun yang lalu kita lebih sering dengar orang dengan penyakit diabetes di umur-umur sudah lanjut usia (lansia) gitu ya. Kalau sekarang kan di umur muda 30-40 tahun sudah banyak yang menderita penyakit kencing manis, hipertensi," kata Lies.
Selain itu, gaya hidup remaja saat ini yaitu sedentari atau gaya hidup yang kurang melakukan aktivitas fisik.
Pola hidup minim aktivitas inilah yang dapat memicu risiko penyakit tidak menular. Belum lagi pilihan makanan yang tinggi gula, garam, dan lemak dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan laporan skrining kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, sebanyak 62,09 persen Aparatur Sipil Negara (ASN) DKI Jakarta mengalami obesitas.
Program skrining kesehatan itu dilakukan pada 2024 yang diikuti oleh 9.936 ASN, mencakup pengukuran indeks massa tubuh (IMT), tekanan darah, kebugaran jasmani, kadar gula darah sewaktu, hingga evaluasi kondisi kesehatan mental.
Dari 62,9 persen ASN DKI Jakarta yang mengalami obesitas, rincian Obesitas I sebesar 40,03 persen dan Obesitas II sebesar 22,06 persen.