Menangis di PN Jombang, Pembunuh Pegawai Minimarket Akui Cemburu Mantannya Dekat Dengan Korban
Deddy Humana July 29, 2025 03:32 AM

SURYA.CO.ID, JOMBANG - Terdakwa kasus pembunuhan pegawai minimarket membuat suasana sidang di Pengadilan Negeri (PN) Jombang hening, dibelit haru. Karena terdakwa FW (26) menangis saat memberi pengakuan atas alasannya membunuh korban SAF (24) pada Januari 2025 lalu.

Di hadapan majelis hakim, FW menunduk dan sesekali mengusap matanya yang sembab.  Ia membunuh SAF di Barbershop Masterpiece tempatnya bekerja di Jalan Dr Wahidin Sudiro Husodo, Desa Sengon, Kamis (9/1/2025).

Dalam sidang terungkap, pembunuhan ini dipicu oleh motif asmara. FW mengaku sakit hati setelah mengetahui mantan tunangannya, EN (24), menjalin hubungan dengan korban, yang merupakan karyawan sebuah minimarket. 

“Saya emosi, karena (korban) pacaran sama mantan tunangan saya. Saya sudah kenalkan EN ke orangtua. Kami sempat lamaran,” ucap Febri dengan suara bergetar.

Hubungan antara FW dan EN telah berlangsung tiga tahun dan bahkan sudah sampai tahap pertunangan. Namun ikatan itu kandas, dan EN kemudian menjalin kedekatan dengan korban. 

Puncak konflik terjadi saat Febri melihat status WhatsApp EN sedang berjalan bersama korban. Ia lalu menyimpan video tersebut dan mengirimkannya ke korban lewat pesan pribadi.

Tak lama setelah itu, Kamis (9/1/2025) malam, korban datang ke Barbershop Masterpiece, tempat FW bekerja. Kedatangan korban sempat dilaporkan oleh kasir barbershop yang mendengar korban datang dengan nada marah. 

FW yang saat itu sempat pulang ke rumah, kembali ke tempat kerja untuk mampir dan juga berniat pergi ke Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang.

Pertemuan keduanya di barbershop berubah menjadi pertengkaran. Saat itulah, FW mengeluarkan sebilah pisau dari dalam tasnya dan menikam korban. 

Pisau tersebut, menurut pengakuannya, biasa ia bawa untuk jaga-jaga karena ia tinggal di daerah sepi di Kecamatan Kesamben. “Pisau itu sudah saya beli sejak tahun 2024. Tujuannya bukan untuk membunuh, tetapi untuk jaga diri,” jelas Febri.

Aksi penikaman yang terjadi sekitar pukul 22.30 WIB itu membuat korban meninggal di lokasi kejadian. Polisi yang datang langsung mengamankan lokasi dan membawa tersangka.

Dalam persidangan, FW mengaku menyesal dan menangis ketika menceritakan kondisi keluarganya. Ia menyebut dirinya menjadi tulang punggung keluarga, sementara ayah dan ibunya sudah tidak bekerja sang ayah bahkan sakit-sakitan.

“Saya sangat menyesal, dan setiap hari saya kirim doa untuk almarhum. Saya khilaf,” ungkapnya sambil menunduk.

Kasus ini menyisakan luka mendalam, tidak hanya bagi keluarga korban tetapi juga sebagai cermin kelam bagaimana konflik personal dapat berujung tragedi berdarah.

Kasatreskrim Polres Jombang, AKP Margono Suhendra sebelumnya menyatakan bahwa motif pelaku berkaitan erat dengan rasa cemburu dan dendam pribadi.

“Motifnya karena sakit hati. Hubungan asmaranya kandas, lalu melihat mantan kekasihnya berhubungan dengan korban, cemburu yang akhirnya memicu kekerasan,” kata Margono dalam keterangannya, Jumat (10/1/2025) lalu. ****

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.