Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) resmi meluncurkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di sekolahsekolah mulai tahun ajaran baru 2025/2026.
Program ini menjadi bagian dari strategi nasional untuk memperkuat deteksi dini masalah kesehatan anak usia sekolah, sekaligus membangun kebiasaan hidup sehat sejak dini.
Melansir laman resmi Kemenkes, pihaknya menggandeng Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), CKG akan menjangkau lebih dari 53 juta siswa di 282 ribu sekolah, dari SD hingga SMA sederajat, termasuk madrasah, pesantren, dan Sekolah Rakyat.
Sebagai salah satu dari tiga prioritas utama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, CKG dirancang untuk dilaksanakan setiap tahun dan menjadi gerbang awal skrining kesehatan nasional.
Pemeriksaan akan dilakukan langsung di sekolah oleh tenaga medis terlatih, tanpa biaya dan tanpa mengganggu proses belajar mengajar.
Jenis pemeriksaan disesuaikan dengan jenjang pendidikan, mencakup status gizi, penglihatan, pendengaran, kesehatan gigi, reproduksi, hingga skrining anemia dan diabetes.
Program ini juga melibatkan guru UKS dan PJOK dalam pengukuran kebugaran siswa, serta mengaktifkan kembali peran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sebagai garda terdepan layanan promotif dan preventif.
Lantas, siapa saja yang dapat cek kesehatan gratis di sekolah?
Peserta Cek Kesehatan SekolahAnak usia sekolah dan remaja yang akan mendapat akses cek kesehatan gratis adalah:
1. Seluruh peserta didik SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA/SMK atau sederajat (termasuk SLB, Pesantren dan Sekolah Rakyat)
2. Anak usia 717 tahun di luar satuan pendidikan (sekolah/pesantren).
Cara Mendapatkan CKG SekolahWali murid atau orang tua mungkin menanyakan di mana anak sekolah dapat memanfaatkan program CKG ini.
Peserta didik atau siswa dapat mengakses CKG di sekolah.
Sementara anak usia 717 tahun diluar sekolah dapat memanfaatkan program CKG di puskesmas.
Alasan Mengapa Anak Harus Cek KesehatanAda tiga alasan kenapa anak harus melakukan cek kesehatan:
1. Mengetahui faktorfaktor yang bisa menyebabkan risiko kesehatan pada anak.
2. Mendeteksi penyakit sebelum jadi lebih berbahaya atau mencegah komplikasi serta menurunkan risiko kecacatan dan kematian.
3. Agar anak bisa belajar dan meraih citacita dengan baik.