SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Bulog Cabang Tulungagung tengah menyalurkan beras bantuan pangan pemerintah sebesar 20 KG untuk 2 bulan per penerima.
Namun unggahan di media sosial (medsos) menunjukkan ada beras bantuan pemerintah ini yang diperjualbelikan secara daring.
Kepala Cabang Bulog Tulungagung, Yonas Haryadi Kurniawan menegaskan, beras bantuan ini tidak boleh diperjualbelikan.
“Kami sudah mendapat laporan. Sudah coba dilacak tetapi sudah diturunkan, nomornya disensor,” ujar Yonas, Selasa (29/7/2025).
Pelacakan sudah coba dilakukan namun tidak menemukan orang yang menjual beras bantuan ini. Yonas mengaku mendapat petunjuk nama desa sesuai unggahan di Facebook itu.
Karena itu pihaknya minta tolong kepada perangkat desa untuk melacak sosok yang penjual itu. “Bantuan itu bukan untuk diperjualbelikan. Kalau memang tidak berkenan, bisa dialihkan,” tegasnya.
Sampai saat ini Bulog belum menemukan sosok yang menjual beras bantuan pangan itu. Meski demikian, Yonas menyadari beras bantuan itu dijual bukan karena penerimanya sudah kaya.
Ia menduga penerima bantuan punya kebutuhan yang dianggap lebih penting, sehingga mencari uang dengan cara menjual beras bantuan pangan.
“Yang tahu kondisi penjual adalah perangkat desa setempat. Mungkin ada kebutuhan lain yang lebih penting,” jelasnya.
Masih menurut Yonas, penjualan beras bantuan pangan ini tidak akan dibawa ke ranah hukum. Menurutnya, masalah ini bisa diselesaikan dengan kekeluargaan.
Saat ini Bulog Cabang Tulungagung menyiapkan 4.990 ton beras bantuan pangan. Jumlah ini untuk 4 wilayah kerja Bulog Cabang Tulungagung, yaitu Kota Blitar, Kabupaten Blitar, Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Trenggalek.
Khusus untuk Kabupaten Tulungagung, alokasi beras bantuan pangan ini lebih dari 1.600 ton. Saat ini beras bantuan pangan seluruhnya sudah dikirim ke desa-desa, dan tinggal menyelesaikan penyaluran.
Beras bantuan pangan ini menggunakan beras serapan lokal. Semua beras diambil dari cadangan beras pemerintah. *****