BOLASPORT.COM - Gerald Vanenburg kecewa timnas U-23 Indonesia gagal jalankan instruksinya saat melawan Vietnam.

Pertandingan antara timnas U-23 Indonesia melawan Vietnam pada laga final ASEAN Cup U-23 2025 berjalan ketat.

Garuda Muda yang dalam ambisi tinggi untuk menjadi juara menguasai bola dan berusaha mendapatkan gol.

Namun, pertahanan solid Golden Star dan suksesnya mereka mengunci lini tengah Indonesia membuat laga semakin sulit untuk tim tuan rumah.

Bahkan, jelang akhir pertandingan mereka masih kesulitan menembus pertahanan lawan.

Gerald Vanenburg menjelaskan bahwa dia sebenarnya sudah memberikan instruksi berbeda tepatnya jelang akhir laga.

Mereka diminta banyak mengalirkan bola ke depan dan berduel udara di kotak penalti lawan.

Nantinya, bola kedua harus bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menciptakan peluang.

Terbukti rencana ini tidak bisa berjalan dengan baik meski mereka bermain cukup baik.

"Saya pikir itu juga sesuatu yang membuat saya tidak puas."

"Itulah mengapa kita mengubah strategi dan menempatkan serangan di depan."

"Satu-satunya hal yang perlu kita lakukan adalah mengangkat bola tinggi, berjuang, dan mengambil bola kedua, tapi itu tidak semudah itu," kata Gerald Vanenburg.

Garuda Muda memang beberapa kali menciptakan peluang yang berpotensi merepotkan tim lawan.

Masalah lini depan yang kurang klinis membuat mereka sulit mendapatkan gol di laga tersebut.

Selanjutnya, beberapa aspek harus mereka evaluasi karena tidak berjalan sesuai dengan rencana.

"Jika kamu melihat berapa banyak peluang yang kita buang."

"Kamu hanya bisa mengatakan bahwa tentu saja kita harus memasukkan bola lebih awal ke kotak penalti."

"Tapi itu tidak optimal hari ini, benar, dan saya juga tidak puas dengan itu," lanjutnya.

Gerald menambahkan, satu hal positif yang mereka bisa lakukan adalah membuat Vietnam sulit mencetak gol.

Timnya hanya kebobolan melalui skema bola mati yang membuktikan bahwa Garuda Muda sebenarnya memiliki peluang untuk menang.

Kembali mereka harus bisa memanfaatkan semua kesempatan di depan kotak penalti karena hal ini cukup krusial.

"Tapi di sisi lain, saya pikir jika Anda melihat berapa banyak peluang yang kita buang."

"Hampir tidak ada, dan kita memberikan ruang, jadi itu sesuatu yang menurut saya juga sesuatu yang bisa kita banggakan," tutupnya.