SURYAMALANG.COM, BATU - Kawasan Pemandian Air Panas Alam Cangar milik Pemprov Jatim kini menghadirkan konsep wisata premium dengan fasilitas pemandian VIP.

Berbeda dengan pemandian air panas umum yang bercampur dengan semua pengunjung, layanan VIP ini mirip dengan jacuzzi maupun onsen.

Menyediakan tujuh ruangan tertutup, layanan VIP ini bisa dinikmati dengan hanya membayar Rp100.000 per jam.

Kepala Seksi Perencanaan, Pengembangan, dan Pemanfaatan UPT Tahura Raden Soerjo, Sadrah Devi, mengatakan, inovasi ini sudah dimulai pasca pandemi dan banyak diminati masyarakat. 

“Satu ruangan VIP dapat diisi maksimal delapan orang. Pengunjung bisa menikmati pengalaman berendam yang lebih privat dan nyaman dibandingkan kolam umum,” tegas Devi saat diwawancarai Tribun Jatim Network, Rabu (30/7/2025).

Inovasi layananan VIP ini melengkapi wisata yang ada di kawasan konservasi seluas 27.800 hektar yang ditetapkan melalui keputusan Menteri Kehutanan sejak 2002. 

Layanan VIP ini bisa dinikmati setiap hari mulai pagi pukul 09.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.

Setiap weekend wisata pemandian air panas ini selalu ramai dikunjungi.

Bahkan jika sedang peak season bisa antri sampai tiga jam. 

Pemandian Air Panas Cangar menjadi salah satu penyumbang terbesar Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Menurut Sadrah, setiap tahun kawasan ini menyumbang sekitar Rp 4 hingga Rp 5 miliar.

“Peminatnya sangat tinggi, tidak hanya dari masyarakat lokal, tapi juga dari wisatawan mancanegara,” ujarnya.

Setiap tahunnya, Pemandian Air Panas Cangar dikunjungi sekitar 200.000 wisatawan. Jumlah ini menjadi indikator kuat bahwa kawasan tersebut memiliki daya tarik tinggi.

Rahmad Ilyasan, salah satu pengunjung ruang VIP menyampaikan kepuasannya.

“Menurut aku sih enak sekali ya, harganya terjangkau. Jadi bisa lebih privat,” katanya.

Ia menambahkan, pemandian VIP cocok untuk bersantai bersama keluarga atau teman.

“Satu jam sudah cukup, kita sudah hangat-hangat sekali. Sangat recommended,” ungkapnya.

Pemandian VIP ini hadir untuk meningkatkan kualitas layanan wisata berbasis alam, sekaligus menjaga kelestarian kawasan konservasi.

Dinas Kehutanan berharap, dengan fasilitas ini, kunjungan wisatawan meningkat tanpa mengurangi nilai konservasi lingkungan.