Sosok Dion Bertemu Arya dan Vara di Mall, Polisi Masih Tutup Identitasnya, Ada Apa?
TRIBUNJATENG.COM - Setelah nama Vara sempat mencuat dalam kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan, kini perhatian publik tertuju pada Dion, sosok lain yang terekam bersama korban di pusat perbelanjaan Grand Indonesia.
Dion ikut menemani Arya Daru berbelanja sebelum ditemukan tewas mengenaskan di indekosnya, kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Kehadiran Dion diketahui dari rekaman CCTV yang ditampilkan Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya saat konferensi pers, Kamis (31/7/2025).
Dalam tayangan tersebut, Arya Daru terlihat memasuki salah satu gerai di mal bersama dua rekannya—Dion dan Vara.
“Berdasarkan CCTV di pintu masuk H&M, korban masuk bersama Dion dan Vara, sesuai keterangan saksi,” ujar Kombes Wira Satya, Dirreskrimum Polda Metro Jaya.
Dalam tayangan CCTV, Arya Daru terlihat membeli perlengkapan pribadi seperti dasi, baju, dan pakaian dalam yang disebut akan digunakan untuk penugasan diplomatik ke Finlandia.
Bahkan ia sempat mengonsultasikan pilihan belanjaan itu kepada sang istri, Meta Ayu Puspitanti, sebelum kemudian tak lagi bisa dihubungi.
Namun anehnya, ketika Arya Daru tampak antre taksi Bluebird di area mal, dia sudah tidak lagi bersama Dion maupun Vara.
Di momen itu, korban tampak hanya seorang diri membawa tas belanja dan ransel.
Salah satu informasi mengejutkan yang diungkap penyidik adalah bahwa sebelum menghilang, Arya Daru sempat mengirim pesan WhatsApp ke istrinya secara tidak sengaja.
Pesan tersebut diduga sebenarnya ditujukan untuk orang lain, kemungkinan adalah teman dekat, namun salah kirim ke istrinya.
Setelah kejadian salah kirim itu, Arya diketahui mematikan komunikasi.
Ia sempat mengubah tujuan taksi dari Bandara Soekarno-Hatta menjadi Gedung Kementerian Luar Negeri sebelum akhirnya ditemukan tewas dengan kepala dililit lakban di indekosnya.
Vara Terungkap, Dion Masih Misterius
Sementara identitas Vara telah dikonfirmasi sebagai rekan kerja Arya Daru di Kemlu, keberadaan dan latar belakang Dion hingga kini masih menjadi tanda tanya besar.
Polisi belum memberikan penjelasan resmi siapa Dion sebenarnya.
Komisioner Kompolnas, Yusuf Warsyim, bahkan secara terbuka mempertanyakan peran Dion dalam kasus ini.
Ia menduga Dion bisa saja termasuk salah satu dari dua saksi yang belum hadir dalam pemeriksaan dari total 26 saksi yang dikumpulkan penyidik.
“Siapa D yang di Grand Indonesia itu? Apakah dia termasuk saksi yang belum hadir? Ini perlu ditelusuri,” ujar Yusuf.
Spekulasi publik terus berkembang karena sosok Dion tidak disebutkan secara detail dalam rilis resmi Polda, berbeda dengan Vara yang diungkap sebagai pegawai Kemlu.
Banyak pihak menilai kehadiran Dion di momen terakhir Arya Daru dapat menjadi kunci penting dalam mengungkap motif atau rangkaian kejadian menjelang kematian korban.
Belum jelas apakah Dion mengetahui sesuatu yang signifikan atau hanya sebatas teman yang ikut berbelanja.
Namun mengingat perannya yang terekam dalam CCTV, Dion diyakini memegang informasi penting.
Ingin Bunuh Diri
Polisi mengungkap isi surat elektronik atau email yang pernah dikirimkan diplomat Kementerian Luar Negeri RI, Arya Daru Pangayunan, kepada salah satu badan amal yang menyediakan layanan dukungan bagi orang-orang dengan kondisi tertekan secara emosional dan memiliki kecenderungan bunuh diri.
Email tersebut menjadi salah satu bukti penting dalam penyelidikan kasus kematian Arya Daru, yang ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025).
Email Tahun 2021: Dorongan Bunuh Diri Semakin Kuat
Penyidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Ipda Saji Purwanto, menjelaskan bahwa email yang dimaksud dikirim Arya Daru pada tahun 2021.
“Di email pada 2021, pada intinya dari 9 segmen (email yang dikirim) itu bahwa korban ini sedang bercerita dengan badan amal itu ketika melihat gedung tinggi pengin mencari cara untuk loncat dari atas. Kemudian kalau melihat pantai pengin menenggelamkan diri,” kata Saji di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (29/7).
Isi surel itu menggambarkan kondisi psikis Arya yang sangat tertekan. Email-email tersebut ditulis dengan jujur mengenai dorongan untuk mengakhiri hidup, terutama ketika ia melihat tempat-tempat tertentu yang memicu impuls bunuh diri.
Dua Periode Pengiriman: 2013 dan 2021
Masih menurut Ipda Saji, penyidik menemukan dua periode waktu pengiriman email terkait niatan bunuh diri, yang dikirim melalui akun Yahoo milik Arya Daru.
“Kami temukan di akun Yahoo-nya yang dikirim pada tahun 2013 sebanyak 11 segmen. Di tahun 2021 itu 9 segmen,” jelas dia.
Dengan total 20 segmen email dalam dua rentang waktu berbeda, penyidik menyimpulkan bahwa keinginan untuk bunuh diri sudah ada sejak lama dan berulang.
Bukti Pendukung Dugaan Bunuh Diri
Isi email-email tersebut memperkuat dugaan bahwa Arya Daru meninggal karena bunuh diri, bukan karena tindakan kriminal. Hal itu sejalan dengan hasil penyelidikan forensik, kondisi di tempat kejadian perkara (TKP), serta barang bukti yang ditemukan.
Arya ditemukan dengan kepala terlilit lakban dan wajah tertutup plastik di atas tempat tidur di kamar kosnya. Namun, tak ditemukan tanda kekerasan fisik, pintu terkunci dari dalam, dan semua barang berharga utuh.
Selain itu, sidik jari yang menempel pada lakban juga dinyatakan milik Arya sendiri, berdasarkan hasil pemeriksaan tim Pusident Bareskrim Polri.