Badan Gizi Nasional (BGN) tidak menyetop operasionalSatuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Nusa Tenggara Timur (NTT) pasca insiden keracunan saat santap menu Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Dugaan keracunan itu dialami ratusan murid SMPN 8 Kupang pada 21 Juli 2025.
Saat ini kejadian tersebut telah ditindaklanjuti oleh BGN.
BGN bersama pihak Dinas Kesehatan dan BPOM telah melakukan investigasi dan pengecekan sampel MBG.
Staf Khusus Kepala BGN, Redy Hendra Gunawan menegaskan, SPPG Kelapa Lima 1 tidak berhenti operasional secara total.
Namun, sementara waktu, distribusi MBG ke SMPN 8 Kota Kupang dihentikan atas permintaan dari pihak sekolah.
“Pelayanan dihentikan terhadap SMPN 8 Kupang disesuaikan dengan permintaan sekolah sampai hasil investigasi dan pemeriksaan yang dilakukan BGN, BPOM dan Dinkes setempat dan pemerintah daerah keluar, kemudian pelaksanaan program MBG diseluruh provinsi NTT tidak terganggu dengan insiden tersebut,” ungkap Redy ditulis Jumat (1/8/2025).
Pihaknya menegaskan, seluruh SPPG di provinsi NTT masih melayani penerima manfaat sebanyak 135 ribu.
Namun usai kejadian keracunan seluruh SPPG melakukan evaluasi.
BGN juga memperketat pengawasan dan pelaksanaan MBG sesuai dengan SOP yang berlaku.
Redy mengklaim, BGN telah bergerak cepat dalam menanggulangi insiden keracunan itu, antara lain penyusunan laporan khusus, melakukan investigasi dan pendalaman kejadian, serta koordinasi dengan pemerintah daerah.
“Setelah tindak lanjut kami sambil menunggu hasil investigasi dan laboratorium terkait sampel MBG pada hari senin terkait sampel MBG,” jelas Redy.
Dalam sebuah kesempatan beberapa waktu lalu, BPOM telah mengelompokkan 3 faktor penyebab keracunan pangan dalam MBG
Sumber kontaminasinya adalah bahan mentah, air baku, air pencucian. Lingkungan atau pengolahan atau penyimpanan. Juga penjamah makanan.
Pengendalian suhu dan waktu, kondisi makanan dan proses pengolahan
Higiene dan sanitasi, pengendalian suhu, praktik penanganan makan serta pengawasan dan monitoring.
Dikutip dari PosKupang, ada ratusan siswa SMP 8 yang mengalami gangguan kesehatan usai santap menu MBG.
Bahkan ada sekitar 101 siswa dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis
Jordan Doko, salah satu korban, mengaku sajian MBG yang dibagikan berbau, tak sedap, dan beraroma basi.
Jordan menyebut tak sempat melaporkan hal itu kepada gurunya.
Ia mengaku sempat mencium makanan tersebut sebelum dikonsumsi.
Jordan yang ditemani orang tuanya menuturkan isi makanan tersebut adalah nasi, sayuran berisikan kacang panjang dan wortel, daging rendang, serta pisang.
“Makanan yang dibagikan itu beraroma tidak sedap dan basi, tadi tidak sempat memberitahu guru kalau makanan tersebut basi,” kata Jordan Doko di IGD RSUD SK Lerik Kupang, Selasa.