Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, resmi bebas dari Rumah Tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (Rutan KPK) Jakarta, pada Jumat malam, 1 Agustus 2025, setelah menerima amnesti atau pengampunan dari Presiden Prabowo Subianto.
Ia keluar pukul 21.22 WIB, mengenakan jas hitam dan kaus merah bertuliskan “Soekarno Run”, disambut pekikan “merdeka” dari para simpatisan.
Meski sebelumnya berjanji akan keluar dengan kepala tegak, Hasto mengaku justru menunduk saat melangkah keluar dari rutan.
“Saya masuk dengan kepala tegak dan ingin keluar dengan kepala tegak. Tapi, ternyata saya lebih merunduk, karena saya begitu banyak belajar tentang kehidupan di sini,” ujar Hasto di depan Rutan KPK, Jumat malam.
Hasto sebelumnya telah divonis tiga tahun enam bulan penjara dan denda Rp250 juta subsider tiga bulan kurungan oleh Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat pada 25 Juli 2025. Ia dinyatakan terbukti menyuap Komisioner KPU Wahyu Setiawan sebesar Rp400 juta untuk memuluskan pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI agar Harun Masiku dilantik menggantikan Riezky Aprilia.
Majelis hakim menyatakan Hasto aktif mengupayakan PAW Harun Masiku, termasuk melalui judicial review ke Mahkamah Agung dan komunikasi langsung dengan KPU. Namun, ia dinyatakan tidak terbukti melakukan perintangan penyidikan dalam kasus tersebut.
Namun, baru beberapa hari vonis tersebut, Presiden Prabowo Subianto memberikan amnesti kepada Hasto melalui Keputusan Presiden Nomor R42/Pres/07/2025, yang disetujui DPR RI pada 31 Juli 2025. Amnesti tersebut merupakan bagian dari pengampunan terhadap 1.116 terpidana menjelang peringatan 80 tahun kemerdekaan Indonesia.
Setelah Keppres diterima oleh KPK, Hasto resmi dibebaskan dari seluruh proses hukum. Ia menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri atas dukungan selama masa penahanan.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Megawati dan seluruh kader PDI Perjuangan. Juga kepada Bapak Presiden Prabowo atas keputusan amnesti yang menjawab pledoi kami tentang keadilan yang hakiki,” kata Hasto.
Komitmen Baru: Belajar Hukum dan Supremasi KonstitusiUsai bebas, Hasto menyatakan akan kembali menimba ilmu di bidang hukum. Ia mengaku tengah menjalani pendidikan S1 di Universitas Terbuka sebagai bentuk komitmen untuk memperkuat pemahaman terhadap due process of law.
“Agar nanti bisa lebih efektif dalam menyuarakan bagaimana PDI Perjuangan menjadi partai yang benarbenar memperhatikan aspek penegakan hukum, mendukung supremasi hukum, dan mencegah korupsi,” tuturnya.
Simbol Politik dan Refleksi PribadiMeski keluar dengan kepala merunduk, Hasto melangkah dengan tegak dan wajah sumringah. Ia mengepalkan tangan ke udara, menyapa para pendukung yang telah menunggu di depan rutan.
Momen tersebut menjadi simbol transisi dari tahanan politik ke figur yang kembali aktif di panggung nasional.