SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Di tengah maraknya tren karnaval dengan sound horeg bervolume tinggi, Desa Keling di Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri justru menawarkan pengalaman berbeda.
Karnaval desa menyambut HUT ke-80 RI bertajuk Keling Carnival 2025 ini sukses menyedot perhatian warga tanpa dentuman musik berlebihan, Sabtu (2/8/2025).
Keling Carnival tahun ini mengangkat tema 'The Movie' yang memamerkan kreativitas warga dalam merancang kostum tokoh-tokoh dari dunia perfilman, baik dari layar lebar Indonesia maupun internasional.
Ketua Panitia, Didin Saputro mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi agenda rutin tahunan dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.
Tahun ini merupakan gelaran ketiga sejak pertama kali diadakan pada 2022.
"Tujuannya untuk mendorong kreativitas masyarakat. Kostum yang mereka buat akan dipamerkan dan dinilai oleh juri."
"Tahun ini kami ambil tema 'The Movie' karena film adalah medium yang dekat dengan semua kalangan," jelas Didin saat ditemui SURYAMALANG.COM di lokasi acara.
Total ada 22 peserta yang terlibat, terdiri dari instansi, kelompok masyarakat, hingga perwakilan warga antar dusun.
Karnaval dimulai pukul 13.00 WIB dan berakhir sekitar pukul 17.00 WIB dengan menempuh rute sepanjang 1,5 kilometer di sepanjang Dusun Jegles, Desa Keling.
Yang membedakan, karnaval ini nyaris tanpa 'sound horeg' yang kini marak di berbagai daerah.
Suara musik memang tetap ada, namun berskala kecil dan berfungsi sebagai pengiring, bukan atraksi utama. Musik dimainkan lewat speaker sederhana yang diangkut menggunakan mobil pikap.
"Kami ingin menunjukkan bahwa karnaval bisa tetap meriah tanpa harus bising. Justru di sini yang ditonjolkan dan tanpa sound sistem besar," kata Didin.
Pantauan di lokasi, peserta tampil dengan kostum menarik mulai dari tokoh pewayangan, superhero, karakter film horror, hingga film anak-anak.
Tak sedikit pula yang membawa properti besar seperti kereta naga atau replika kapal bajak laut.
Di sepanjang jalan, warga yang menyaksikan tampak antusias dan tertib. Banyak orang tua membawa anak-anak mereka untuk menikmati pawai yang dinilai edukatif dan sarat seni.
Setiap peserta harus menampilkan atraksi atau pose di beberapa titik yang telah ditentukan. Penilaian juri mencakup aspek kreativitas, kekompakan tim, dan kesesuaian dengan tema. Para pemenang nantinya akan mendapatkan hadiah menarik dari panitia desa.
"Kami ingin membuktikan bahwa desa pun bisa menyuguhkan pawai yang berkualitas dan layak ditunggu-tunggu. Semoga bisa terus berlanjut ke depannya," tambah Didin.
Warga berharap Keling Carnival bisa terus digelar tiap tahun dan tetap mempertahankan identitasnya sebagai pawai budaya berbasis kreativitas, bukan hanya hiburan suara sound semata.
"Bagus dan menarik, kita bisa melihat pawai yang ada tampilannya, seperti melihat karakter di sebuah film," ucap Nanik, warga Gedangsewu Kediri.