TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Pemerintah Kabupaten Kendal terus mengupayakan usulan perbaikan tanggul permanen Kali Bodri di wilayah Desa Kebonharjo Kecamatan Patebon.
Tanggul itu sebelumnya jebol akhir Januari lalu dan mengakibatkan banjir bandang, yang membuat ribuan rumah terendam air dengan ketinggian 2 meter.
Meskipun telah dilakukan perbaikan sementara, kondisi tanggul saat ini cukup memprihatinkan setelah 6 bulan perbaikan.
Tanggul lapisan luar telah longsor yang tersusun dari geobag dan pagar bambu. Sedangkan penahan sisi sebelah selatan tanggul juga telah hilang usai tersapu banjir.
"Jadi warga itu khawatir jika tanggulnya jebol lagi, apalagi sebentar lagi sudah musim hujan," kata Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari, Minggu (3/8/2025).
Bupati yang akrab disapa Tika menerangkan, perbaikan tanggul di Kali Bodri merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Pihaknya juga sudah mengajukan ke Pemprov Jateng agar tanggul tersebut segera dilakukan perbaikan.
"Ada sembilan sungai yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah termasuk tanggul Kali Bodri," sambungnya.
Tika melanjutkan, perbaikan tanggul Kali Bodri yang jebol direncanakan bulan ini meskipun masih bersifat sementara.
"Kami sejak 4 bulan yang lalu sudah mengajukan surat ke pemerintah provinsi. Insyaallah nanti Agustus akan turun, tetapi masih perbaikan sementara juga," terangnya.
Sebelumnya, warga Desa Kebonharjo Kecamatan Patebon juga telah melakukan audiensi dengan DPRD, Pemkab Kendal bahkan menggelar doa bersama di samping tanggul Kali Bodri.
Ketua Forum Peduli Tanggul Kali Bodri, Arif Fajar Hidayat menilai tanggul sementara tersebut hanya bisa bertahan selama 6 bulan sejak dimulainya perbaikan.
"Tanggul yang jebol kemarin sepanjang 15 - 20 meter itu, saat ini dalam kondisi yang kritis dan longsor,"
"Hal ini karena perbaikan pada waktu itu bersifat sementara. Hanya kuat selama 6 bulan selepas perbaikan sementara kemarin." kata Arif.
Selain mengalami keretakan, di beberapa titik jebolnya tanggul Kali Bodri terdapat sedimentasi seluas 50 meter dan memanjang sekitar 300 meter.
Imbasnya, aliran air dari atas langsung tertutup sedimentasi dan menghantam tanggul darurat, yang membuat tanggul mengalami retak dan longsor.
Arif tak bisa membayangkan jika tanggul itu kembali jebol, akibat tak mampu menahan debit air saat musim penghujan kelak.
Terlebih, siklus debit air Kali Bodri hampir selalu menyentuh 300 - 400 sentimeter dari limpasan bendung Juwero.
"Ini bukan masalah efisiensi, ini persoalan prioritas, karena ini sudah menyangkut nyawa warga yang berada di aliran Sungai Kali Bodri," tandasnya. (ags)